Jakarta — Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menekankan pentingnya peran pendidikan dalam meningkatkan pemahaman timbal-balik dan membangun budaya perdamaian.

“Untuk bisa secara mendasar menangani akar konflik, kita perlu mendorong pemahaman kemanusiaan bersama kita. Kita memerlukan kebudayaan yang menegakkan kedaulatan manusia dan kehidupan manusia,” kata Ban di forum tingkat tinggi Sidang Majelis Umum mengenai budaya perdamaian.

Sekretaris Jenderal PBB tersebut mencontohkan kerusakan besar akibat perang dan serangan yang melibatkan kekerasan hari ini, di Suriah dan tempat lain, yang terlalu sering lahir dari diskriminasi, kefanatikan dan kebencian.

“Melalui pendidikan, kita mengajarkan anak-anak agar tidak membenci. Melalui pendidikan, kita memupuk pemimpin yang bertindak dengan bijaksana dan kasih-sayang. Melalui pendidikan, kita menegakkan budaya perdamaian yang benar dan langgeng,” katanya.

Pekan depan, dalam debat tingkat tinggi mengenai budaya perdamaian, Sekjen PBB itu akan melancarkan gagasan baru global yang menyerukan Pendidikan Lebih Dulu dengan tujuan memberi semua anak akses ke pendidikan berkualitas.

“Kita ingin memberi setiap anak kesempatan untuk bersekolah. Kita ingin mereka memperoleh pelajaran berkualitas. Dan kita mau memperkokoh nila inti mereka,” kata Ban.

Dalam membahas pencegahan konflik, Ban juga menekankan betapa mendesaknya penanganan masalah perlucutan senjata, dan menjadikannya pusat inti agenda aksi lima-tahun PBB.

Ban menyebutnya “kebiadaban moral” bahwa dunia mengeluarkan lebih banyak uang buat senjata dalam satu hari dibandingkan dengan alokasi anggaran PBB untuk perdamaian, pembangunan, hak asasi manusia dan misi perdamaian dalam setahun.

“Ketika kita menyaksikan penderitaan di dunia kita, kita tahu betapa mendesaknya kita memerlukan budaya perdamaian,” Ban menambahkan. (ant)