Banda Aceh – Penghelatan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan yang dimulai 25 Mei telah ditunggu-tunggu pecinta bola kaki di seluruh dunia, termasuk masyarakat Aceh. Para ulama memperkirakan, sebagian masyarakat Aceh akan terlibat berbagai taruhan (judi) saat berlangsungnya turnamen sepakbola terbesar di dunia itu.

“Di Aceh, taruhan pasti ada saat piala dunia nanti, sehingga harus ada perhatian khusus dari pemerintah, khususnya polisi syariat (WH),” ujar Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh, Teungku Faisal Ali, Sabtu (8/5/2010).

Faisal Ali meminta aparat berwenang melakukan operasi rutin di lokasi-lokasi yang dijadikan tempat nonton bersama piala dunia. Hal itu, kata Faisal, guna mencegah masyarakat melakukan taruhan.

Sementara Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Teungku Muhibbussabri meminta pemerintah menindak tegas semua pelaku taruhan saat berlangsungnya piala dunia.

“Pemerintah harus menghimbau kepada pengelola warung kopi yang menayangkan piala dunia untuk berkomitmen agar tidak terjadi taruhan di warung mereka. Jika pun terjadi maka warkop itu harus ditindak tegas,” pinta politisi Partai Daulat Aceh (PDA) itu.

Mantan Ketua DPRK Aceh Besar ini mengharapkan polisi syariat (WH) melakukan pendekatan dengan semua pihak agar tidak terjadi taruhan saat piala dunia berlangsung.

“Petugas WH harus mendatangi tempat-tempat nonton piala dunia dan menghimbau serta mengawasi masyarakat agar tidak terjadi taruhan, karena taruhan dalam olah raga bukan budaya masyarakat Aceh dan dilarang agama,” tandas Muhibbussabri.(*/cjh)