MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menugaskan PT Kertas Leces untuk mengembangkan perkebunan pisang lokal jenis Abaca di Provinsi Aceh. Melalui komoditas ini diharapkan dapat mengembalikan lagi BUMN ini dari keterpurukan.
Menurut Dahlan, besarnya lahan untuk perkebunan pisang ini menjadi potensi keuntungan yang belum tergali. Pengelolaan pisang Abaca ini juga memberikan keuntungan pada masyarakat Aceh.
“Potensi Kabupaten Simeulue sangat cocok sebagai penghasil Abaca sehingga Leces harus serius menggarapnya. Potensi lahan sangat luas sehingga nantinya Simeulue akan membantu recovery PT Leces yang masih dalam kesulitan. Di lain pihak masyarakat Simeulue juga akan sejahtera” ujar Dahlan, Sabtu (4/5).
Direktur Utama Kertas Leces Budi Kusmarwoto menambahkan perseroan akan menggarap sekitar 5.000 Ha lahan di Kabupaten Simeulue. Keuntungan yang akan didapat ialah menambah sumbangan pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah Aceh sebesar 16,2 persen, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung program penghijauan atau go green.
“Penyerapan CO2 pisang Abaca 20 persen lebih besar dibandingkan dengan tanaman keras biasa,” tuturnya.
Budi melanjutkan bahwa ekspor komoditas ini akan membantu mensubstitusi impor senilai USD 120 juta per tahun. Pisang ini sendiri rencananya akan dijual seharga Rp 6.000 per kilogram dengan rata-rata produksi mencapai 5 ton per Ha.
“Leces akan menjadi world player (pengekspor dunia) untuk supply Abaca,” imbuhnya. (merdeka.com)
Belum ada komentar