Padang Panjang — Memasuki usia ke-4 tahun di penghujung tahun 2012 ini, Rumah Puisi Taufiq Ismail menggelar Lomba Baca Puisi dan pembacaan fragmen cerita pendek (cerpen).

Lomba yang akan diikuti oleh pelajar tingkat SLTA se-Sumatera Barat tersebut menyediakan hadiah jutaan rupiah serta akan dihadiri oleh anak tunggal penyair Chairil Anwar, Evawani serta istri Kapolda Sumatera Barat yang akan ikut membaca puisi.

Dalam rilis yang diterima SeputarAceh.com, Rabu (19/12), agenda akhir tahun dari Rumah Puisi ini merupakan kegiatan dalam rangka menutup tahun 2012.

Lomba yang akan diadakan pada Sabtu, 22 Desember mendatang di Rumah Puisi tersebut melombakan puisi-puisi karya para penyair besar Indonesia asal Ranah Minang yang harum namanya di dunia kesusastraan Tanah Air dan dunia. Peserta lomba membaca dua puisi yang telah disediakan panitia.

Adapun puisi-puisi yang akan dilombakan itu adalah “Bukan Beta Bijak Berperi” karya Rustam Effendi (1903-1979), “Indonesia Tumpah Darahku” karya Muhammad Yamin (1903-1962), “Derai-derai Cemara” karya Chairil Anwar (1922-1949), “Surat dari Ibu” karya Asrul Sani (1926-2004), “Elegi” karya Rivai Avin (1927-1995), “Leher dan Dasi” karya HS Djurtatap (1947-2001), dan “Indonesia” karya Hamid Jabbar (1949-2004).

Para juri yang akan memberikan penilaian terhadap penampilan seluruh peserta, terdiri dari sastrawan-sastrawan Sumatera Barat, yaitu Rusli Marzuki Saria, Harris Effendi Thahar, Upita Agustin, Darman Moenir, Gus tf Sakai, Adri Sandra, dan Iyut Fitra.

Bagi para pemenang, Juara I akan memperoleh hadiah berupa uang tunai sebesar Rp2 juta ditambah trofi Rumah Puisi dan paket buku-buku sastra. Juara II memperoleh hadiah uang tunai Rp1,5 juta ditambah paket buku-buku sastra, dan Juara III mendapat hadiah uang tunai Rp1 juta dan paket buku-buku sastra.

Pada kesempatan itu juga, untuk menghibur peserta lomba, Penyair Taufiq Ismail bersama dewan juri akan memperagakan pembacaan puisi dan fragmen cerpen dan drama yang ditulis sastrawan Nasional, diantaranya Abdul Muis (1886-1959), Marah Rusli (1889-1968), Hamka (1908-1981), Idrus (1921-1979), AA. Navis (1924-2003), Motinggo Busye (1937-1999), Chairul Harun (1940-1998), dan Wisran Hadi (1945-2011).

Menurut Penyair Taufiq Ismail yang juga pemilik Rumah Puisi, sejak berdiri tahun 2008, Rumah Puisi fokus pada kegiatan-kegiatan sastra, terutama pelatihan guru dan menyelenggarakan sanggar siswa dan lomba-lomba membaca dan menulis karya sastra.

Di Rumah Puisi juga terdapat 7.000 judul koleksi buku yang diperuntukkan bagi generasi muda Minangkabau yang berminat belajar sastra. Selama 4 tahun ini, Rumah Puisi telah mengundang lebih dari 28 sastrawan tamu yang berdomisili di berbagai kota di Indonesia, termasuk dari Malaysia dan Singapura. Sejak dibuka, telah ribuan siswa, mahasiswa, dan guru berkunjung dan berkegiatan di Rumah Puisi.

“Alhamdulillah, semoga Rumah Puisi akan memberi manfaat yang lebih luas, terutama untuk meningkatkan minat membaca buku dan menulis di kalangan siswa dan guru,” ujar Taufiq Ismail.[]