SEBANYAK 699 kilogram sampah berhasil dikumpulkan dalam aksi Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2016 yang diinisiasi oleh puluhan komunitas lewat Gerakan Banda Aceh Bersih, Minggu (21/2/2016).
Sampah sebanyak setengah ton tersebut hasil penjaringan yang dikutip ratusan peserta di dua lokasi, yakni daerah Darussalam sebanyak 536 kg dan pesisir Alue Naga sebanya 163 kg, Banda Aceh.
Salah seorang peserta aksi, Dhahra mengatakan, aksi bersih lingkungan dalam rangka mendukung kampanye #BebasSampah2020 tersebut memberi dampak positif terhadap lingkungan dan memotivasi masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan.
“Saya berharap kepada mahasiswa untuk lebih peduli dengan lingkungan. Mereka harus sadar dampak yang ditimbulkan dari lingkungan kotor,” kata Dhahra disela-sela mengutip sampah berupa kaleng, botol minuman, plastik, dan sterofom yang dimulai pukul 08.00 WIB.
Usai mengutip sampah, ratusan peserta berkumpul kembali di Hutan Kota BNI Tibang, Banda Aceh untuk membaca deklarasi kampanye nasional Indonesia Bebas Sampah 2020.
Deklarasi ini dilakukan serentak diseluruh wilayah Indonesia. Perwakilan setiap komunitas di Banda Aceh, bersama-sama membacakan deklarasi yang dipimpin oleh salah satu kolaborator, Asrul Sidiq.
Dalam deklarasi itu komunitas menyatakan komitmen untuk aktif berperan dalam kegiatan pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Usai deklarasi, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal menyatakan apresiasi kepada komunitas yang terlibat dalam aksi bebas sampah. Menurutnya, anak muda di Banda Aceh sangat peduli dengan lingkungan.
“Kita hari ini bersih-bersih sampah, baik yang di kota maupun pinggiran pantai, juga deklarasi Banda Aceh bersih pada 2020 bersama dengan komunitas di Banda Aceh,” kata Illiza.
Dikatakan Illiza, Kota Banda Aceh akan bebas dari sampah pada 2020 mendatang jika masyarakat sadar akan lingkungan bersih.
“Saya yakin Banda Aceh bebas sampah kalau melihat antusias dari masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, untuk mengurangi sampah, Pemerintah Kota Banda Aceh menerapkan program kantong plastik berbayar di beberapa pusat pembelanjaan di kota tersebut, yaitu Suzuya Mall, Hermes Mall, dan pasar sehat.
“Jadi plastik ini harganya Rp. 500. Kita berharap persoalan sampah ini disadari masyarakat. Kita ingin budaya membuang sampah ada pada prilaku dan kebisaan masyarakat,” tuturnya.
Terkait program ini, pihaknya akan membangun sosialisasi dan kesadaran agar masyarakat terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Ia menyatakan sudah meminta kepada ibu-ibu agar belanja memakai keranjang.
Selain itu, dalam aksi bebas sampah di Banda Aceh, juga dibuat mural di kawasan pasar Lamnyong, Darussalam. Gambar mural itu berpesan agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan dan diet kantong plastik.[]
Belum ada komentar