Lhokseumawe — Ketua komisi VII DPR RI Drs Ir Sutan Bhatoegana MM bersama rombongan mengatakan, Sumatera Utara harus rela terminal gas tetap di Aceh, karena infrastruktur pabrik Arun pascagas masih representatif dan tidak perlu menggunakan terminal gas apung di Belawan.
“Terlalu mahal biayanya menggunakan terminal gas apung, cukup pabrik PT Arun saja dialihfungsikan menjadi terminal gas, dan Sumut harus rela terminal gas itu tetap di Aceh untuk kepentingan bersama.
Soalnya gas tetap akan disuplai ke Sumut lewat pipa, sehingga tidak membutuhkan investasi yang lebih besar,” ungkapnya kepada MedanBisnis di sela melakukan plant site ke pabrik PT Arun NGL Lhokseumawe, Rabu (18/7).
Multiflier effect jika terminal gas memanfaatkan eks pabrik LNG – Lhokseumawe sangat luar biasa, alasannya pabrik-pabrik di zona industri Aceh Utara dan Lhokseumawe yang telah kolaps akibat bahan baku gas tidak ada bisa operasional kembali, seperti PT KKA, PT AAF, PT Humpuss Aromatic dan juga PT PIM 2.
“Namun demikian, Sumut juga tetap terjaga suplai gasnya. Untuk wilayah Sumbagut, denyut pertumbuhan ekonomi tergolong tinggi adalah Sumut, makanya Sumut tetap menjadi prioritas suplai gas, karena industri di Sumut berkembang sangat pesat,” jelasnya.
Disebutkan, kehadiran Komisi VII yang juga turut serta sejumlah anggota komisi terdiri dari HT Riefky Harsya, Milton Pakpahan, Teuku Irwan, Bobby Adhityo Rizaldi, Saifuddin Donojoyo dan H Totok Daryanto didampingi Vice President Director PT Arun NGL – Lhokseumawe itu bertujuan melakukan peninjauan langsung terhadap rencana alihfungsi PT Arun menjadi terminal gas.
Pada kesempatan itu, Bhatoegana mengimbau seluruh masyarakat Aceh ketika kebun atau ladangnya terkena proses pipanisasi, tidak mempersulit. “Soalnya proyek ini untuk kemaslahatan seluruh masyarakat Aceh, makanya dibutuhkan kerjasama yang baik,” tambahnya.
Usai melakukan plant site keliling pabrik PT Arun, rombongan Komisi VII yang membidangi ESDM, KLH dan Ristek juga meninjau pabrik PT PIM. “Peninjauan ke PIM tujuannya untuk memastikan kontinuitas pasokan bahan baku gas.
Soalnya pupuk sangat dibutuhkan oleh petani, jangan sampai Aceh dan Sumut dan propinsi tetangga terjadi krisis pupuk. Jika hal tersebut terjadi akan menggoyahkan ketahanan pangan nasional,” ujarnya. (Sugito Tassan/Medan Bisnis)
Belum ada komentar