Banda Aceh — Pemerintah Kota Banda Aceh mewacanakan memberlakukan jam malam bagi pelajar agar generasi penerus bangsa itu terhindar dari budaya dan tradisi yang tidak baik.

“Pemberlakuan jam malam bagi pelajar itu baru sebatas wacana, jika memang baik dan mendapat dukungan dari komponen masyarakat maka akan kita laksanakan,” kata Wakil Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal di Banda Aceh, Sabtu (7/7/2012).

Seusai membuka pelatihan bagi calon guru program diniyah SMA/SMK di aula SMK 5 Telkom Banda Aceh, ia juga mengatakan selama ini banyak orang tua yang mengeluh karena putra putrinya keluyuran pada malam hari.

“Kondisi ini tentu tidak dapat dibiarkan berlarut, saya yakin semua orang tua tidak ingin putra-putrinya terpengaruh modernisasi yang tidak baik. Kita semua menginginkan mereka menjadi generasi yang cerdas, terampil, berguna bagi agama, bangsa dan negara,” katanya.

Dengan diberlakukan jam malam itu juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus meminimalkan kenakalan remaja di daerah yang telah memberlakukan hukum syariat Islam itu.

Illiza mengatakan jika wacana tersebut diberlakukan maka siapapun pelajar dari SD hingga SMA yang kedapatan berada di luar rumah pada waktu yang ditentukan maka akan mendapat pembinaan.

“Batas waktu pemberlakuan jam malam ini masih harus dibicarakan dengan semua pihak, bisa mulai pukul 20.00 WIB atau 21.00 WIB,” katanya.

Sebelumnya, Pemko Banda Aceh juga telah memberlakukan jam belajar masyarakat namun program itu tidak terlaksanan seperti yang dharapkan.

“Dengan diberlakukan jam malam ini, kita berharap tidak ada lagi pelajar yang keluyuran, ikut balapan liar atau geng motor tapi waktu pada malam hari itu dapat dimanfaatkan untuk menambah ilmu pengetahuan dan agam serta berkumpul dengan orangtuanya di rumah,” kata Illiza Sa’aduddin Djamal. (ant)