Pemateri dari kiri, Kamaruzzaman PhD (Antropolog Aceh), Abdurrahman Kaoy (Majelis Adat Aceh) dan Zulfikar Muhammad (Koalisi NGO HAM Aceh) memberikan materi seminar sejarah acara 142 Tahun Perang Aceh-Belanda (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Pemateri dari kiri, Kamaruzzaman PhD (Antropolog Aceh), Abdurrahman Kaoy (Majelis Adat Aceh) dan Zulfikar Muhammad (Koalisi NGO HAM Aceh) memberikan materi seminar sejarah acara 142 Tahun Perang Aceh-Belanda (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Pemateri dari kiri, Kamaruzzaman PhD (Antropolog Aceh), Abdurrahman Kaoy (Majelis Adat Aceh) dan Zulfikar Muhammad (Koalisi NGO HAM Aceh) memberikan materi seminar sejarah acara 142 Tahun Perang Aceh-Belanda (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Pemateri dari kiri, Kamaruzzaman PhD (Antropolog Aceh), Abdurrahman Kaoy (Majelis Adat Aceh) dan Zulfikar Muhammad (Koalisi NGO HAM Aceh) memberikan materi seminar sejarah acara 142 Tahun Perang Aceh-Belanda (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)

MUNGKIN sejarah tak akan pernah berbohong, dan mungkin pula sejarah akan hilang dari ingatan. Aceh telah melalui masa demi masa dengan sejarah yang pahit dan kelam.

142 tahun sudah perang Aceh dan Belanda, dimana Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada tahun 1873 hingga 1904.

Akhir kata, Kesultanan Aceh menyerah pada 1904, namun perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus berlanjut. Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen.

Pada 8 April 1873, Belanda mendarat di Pantai Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Köhler, dengan susah payah dan akhirnya pasukan Belanda bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3.198 tentara, dan sebanyak 168 diantaranya adalah para perwira.

Serba-Serbi 142 Tahun Perang Aceh

Sementara itu, memperingati 142 tahun peringatan perang Aceh dan Belanda, sejumlah lembaga yang tergabung dalam Koalisi Bersama Rakyat Aceh (KBRA) sejak Rabu dan Kamis (25-26/3/2015) menggelar sejumlah kegiatan di Banda Aceh.

Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari itu memiliki tiga rangkaian kegiatan, seperti Seminar Sejarah yang berlangsung di Anjong Mon Mata, aksi damai di Simpang Lima dan Zikir bersama di makam Sultan Iskandar Muda.

Inilah sejumlah foto yang berhasil direkam oleh fotografer SeputarAceh.com, M Iqbal dalam peringatan 142 tahun perang Aceh dan Belanda.[]

Suasan seminar sejarah 142 Tahun Perang Aceh - Belanda di gedung Anjong Monmata Banda Aceh (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Suasan seminar sejarah 142 Tahun Perang Aceh – Belanda di gedung Anjong Monmata Banda Aceh (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Rafly, musisi Aceh tampil di acara seminar 142 Tahun Perang Aceh-Belanda (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Rafly, musisi Aceh tampil di acara seminar 142 Tahun Perang Aceh-Belanda (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Tanya jawab dengan pemateri seminar sejarah acara 142 Tahun Perang Aceh-Belanda (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Tanya jawab dengan pemateri seminar sejarah acara 142 Tahun Perang Aceh-Belanda (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)