Banda Aceh – Untuk mengantisipasi terulangnya konflik antar etnis, sebanyak 152 perempuan tergabung dalam Komunitas Perempuan Cinta Damai (KPCD) mendirikan tugu perdamaian di tiga kecamatan dalam Kabupaten Bener Meriah, Aceh.

Di tugu tersebut disematkan prasasti dengan tinta berwarna emas tentang komitmen perempuan menjaga perdamaian.

Kabupaten Bener Meriah terletak di dataran tinggi Gayo yang dihuni oleh beberapa suku seperti Aceh, Gayo, Jawa dan lainnya. Saat konflik Aceh memanas beberapa tahun lalu, di daerah ini sempat terjadi ketegangan antar etnis.

Para perempuan yang terdiri dari istri mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Pembela Tanah Air (PETA) dan ibu rumah tangga tersebut, berharap kekerasan antar etnis seperti yang pernah terjadi masa lalu tak terulang.

“Kami berharap tidak terjadi kekerasan dan berjalan damai, siapapun yang terpilih bersikap bijaksana dan adil serta menjaga perdamaian,” kata Ketua Komunitas tersebut, Dwi Handayani Jumat (16/3/2012).

Tugu ini masing-masing dibangun sekaligus diresmikan hari ini, di Weh Teunang Uken, Kecamatan Permata, di Pondok Gajah, Kecamatan Bandar dan Desa Mupakat Jadi, Kecamatan Bukit.

Peresmian tugu di iringi doa bersama untuk kedamaian. Pembangunan tugu juga dibantu warga setempat dan perangkat desanya.

Dwi berharap seluruh masyarakat dapat saling menghargai perbedaan pandangan dan pilihannya, khususnya dalam Pemilukada Aceh dijadwalkan 9 April mendatang. “Pilkada jangan menjadi pemicu konflik etnis,” ujarnya.

Koordinator Kontras Aceh, Destika Gilang Lestari mengatakan, pemilihan lokasi pembangunan tugu ini berdasarkan tingkat kerawanan kekerasan saat Aceh dilanda konflik. “Tujuannya agar masyarakat mengingat bahwanya di desa tersebut sudah membuat komitmen menjaga perdamaian lintas etnis,” kata Destika. (put/okz)