Denmark – Dewan Integrasi (Integrationsråd) Kotamadya Jammerbugt, pada Sabtu (17/9) lalu berhasil mengadakan sebuah acara yang di beri nama Kultur- og Foreningsdag (hari Kultul dan persatuan).

Menurut Helle Bak Andreasen, Anggota Dewan setempat yang juga ketua Dewan Integrasi ketika membuka acara tersebut, mengatakan bahwa ini adalah kali pertama acara semacam ini di adakan oleh Dewan Integrasi di Kotamadya Jammerbugt yang bekerjasama dengan persatuan (asosiasi), perpustakaan, departemen kesehatan kota dan relawan lainnya.

“Tujuannya adalah untuk menunjukkan fleksibilitas yang kita miliki dalam hubungan baik bagi warga negara kita yang telah lama tinggal di sini, dan bagi mereka warga yang baru datang ke Denmark, apakah mereka sebagai pendatang baru atau pengungsi dan migran”, sebut Helle Bak Andreasen, menjelaskan.

Ketua Dewan Integrasi memberitau media, bahwa dalam acara ini pemerintah sudah mengatur sedemikian rupa, sehinga tidak ada masaalah dengan ekonomi, yang penting sekali adalah masyarakat masih merasa di perhatikan oleh pemerintah, sekaligus pemerintah harus menuhi kebutuhan rakyatnya.

Acara yang di mulai pada jam 10.00 – 14.00 siang yang bertempat di gedung olahraga dan Budaya – Brovst, menampilkan, beberapa tarian antaranya beberapa Tarian Aceh yang di persembahkan oleh Group Putroe Aceh, Tarian dan lagu dari warga Bhutan di Denmark, Tarian traditional Denmark, Tarian Afrika, serta beberapa cabang olah raga, seperti tinju, bola tangan (hånd bold), main catur, mencabut bulu kening dengan benang, dan mengepang rambut ala afrika.

World Achehnese Association (WAA) yang ikut terlibat dalam kepanitian pada acara tersebut, menggunakan kesempatannya untuk memberikan cendra mata berupa buku mengenal Aceh (Peuturi Aceh), terutama kepada walikota Jammerbug Mogens Gade yang di terima oleh ketua Dewan Intergrari, buku mengenal Aceh (Intro Til Aceh) yang di cetak kusus oleh Aceh Investment and Promotion Board (Badan investasi dan Promosi Aceh) dalam bahasa Denmark hasil kerjasama dengan WAA, juga di berikan kepada para panitia acara, serta kepada orang ramai yang hadir, dengan harapan semakin hari semakin ramai orang luar yang kenal (turi) Aceh.

Laporan: Tarmizi Age, Koordinator World Achehnese Association (WAA)