Kabar suka penuh haru mewarnai keluarga Yusniar (35) dan M Yunus (43), pasalnya anaknya Wati (15) warga Lr Sangkis, Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan Aceh Barat, Provinsi Aceh, yang hilang saat diterjang Gelombang tsunami 26 Desember 2004 kembali pada orang tuanya.

Ibrahim, tak lain adalah neneknya, di Meulaboh, Rabu mengatakan bahwa cucunya tersebut menghilang saat berusia delapan tahun saat tragedi tsunami menerpa Aceh 26 Desember 2004.

“Saya yakin benar kalau dia adalah cucu saya, karena dari ciri-ciri sudah kami lihat ada kemiripan cucu saya yang hanyut bersama gelombang tsunami tujuh tahun lalu,”katanya.

Ia mengatakan, dari keterangan gadis berkulit hitam manis tersebut, selama ini ia tersesat dan melanglang buana sampai ke wilayah Aceh Utara dan Aceh Besar, tidak mengetahui di mana orang tuanya karena trauma dan rasa takut masih menghantui perasaan gadis itu.

Ibrahim Rabu (21/12) siang mengatakan, gadis berambut capak itu turun di terminal Bus Meulaboh datang dari Kota Banda Aceh, dan ia kewarung kopi Simpang Pelor kemudian duduk termenung.

Saat itulah warga setempat yang mengira gadis berjilbab biru itu peminta-minta menayakan asal-usulnya dan ia terdiam, tak lama kemudian ia hanya teringat nama kakeknya yang ditinggal di Kota Meulaboh.

“Saat ditanya orang dia hanya teringat nama saya, kemudian ada warga kita langsung mengantarkan dia ke rumah, kemudian saya langsung memanggil kedua orang tuanya yang selamat waktu tsunami dulu,”jelas Ibrahim.

Kedua orang tua dari gadis belia yang sudah berusia 15 tahun itu mengaku benar anaknya dari tahi lalat dan bekas luka diatas kelopak matanya saat berusia enam tahun bersamanya.

“Ini benar anak saya, saat saya tanya dia punya kakak bernama Yuli dan seorang adik saat ia dulu berusia 7 tahun, kakaknya dulu selamat, namun dia hilang dibawa gelombang tsunami,”sebut Yusniar di rumah orang tuanya.

Kata Yusniar, padahal ia tidak yakin kalau anak keduanya itu masih hidup setelah dibawa dahsyatnya arus gelombang tsunami, akan tetapi setelah melihat dari ciri-ciri, bawaan serta kemiripan anak itu nampak jelas raut wajah ayahnya.

Isak tanggis keluarga Wati mengemparkan warga Kelurahan Ujong Baroh, berbondong-bondong melihat korban tsunami Aceh yang menghilang ternyata masih hidup melang-lang buana tidak tahu pulang ke rumah.

“Saya bukan tidak mencari anak saya dari dulu, tapi saya tidak yakin kalau dia masih hidup karena waktu itu ia terlepas dari tangan saya, sementara kakak dan adiknya sempat saya larikan,”pungkasnya.(*/berita8)