Jakarta – Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memastikan tidak terjadi kerusakan berarti pada destinasi pariwisata di Aceh dan sekitarnya usai dilanda gempa berkekuatan 8,5 Skala Richter (SR) kemarin.

Pusat Komunikasi Publik Kemenparekraf juga mengatakan jaringan komunikasi sudah kembali normal dan masyarakat memulai kegiatan sehari-hari seperti biasa.

Berdasarkan data yang dilansir Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi berkekuatan 8,5 SR yang terjadi pada Rabu (11/4) pada pukul 15:38:33 WIB di 346 km barat daya Simeulue Aceh telah diikuti gempa susulan sebanyak 16 kali.

Gempa pertama dengan kekuatan 8,5 SR diikuti sebanyak lima kali. Sedangkan gempa 8,1 SR pada pukul 17:43:06 WIB di 483 km barat daya Simeulue diikuti 11 gempa lainnya.

BMKG sempat mengeluarkan peringatan tsunami. Namun peringatan tersebut dicabut dua jam kemudian setelah gempa, tepatnya pada pukul 19.45 WIB, kemarin.

Berdasarkan pemantauan dari Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggunangan Bencana (Pusdalops PB) BNPB hingga hari ini, dampak bencana yang ditimbulkan oleh gempa bumi tersebut, yakni beberapa korban jiwa dan kerugian materil.

Sementara itu, kerugian materil yang dialami adalah putusnya sebuah jembatan yang menghubungkan desa dan kecamatan di Jatmalaka ke Kecamatan Samatiga Aceh Barat dan tembok lembaga pemasayarakatan di daerah Lambaro.

Berdasarkan pemantauan dan informasi dari BNPB dan BMKG, tidak terjadi kerugian materiil yang besar dan tidak terdapat korban jiwa yang diakibatkan langsung oleh gempa tersebut, termasuk fasilitas umum, rumah-rumah dan gedung-gedung perkantoran. Belum ada laporan yang menyebutkan adanya kerusakan pada fasilitas tersebut.

Menurut siaran pers Kemenparekraf, fasilitas dan destinasi pariwisata di daerah gempa dan sekitarnya masih terjaga dengan baik dan tidak terkena dampak gempa besar kemarin.

Destinasi-destinasi wisata unggulan lainnya, seperti Bali dan Yogyakarta pun dapat dikatakan aman untuk dikunjungi wisatawan, karena dampak dari gempa tersebut hanya sampai Bandar Lampung. Sementara Bali tidak terkena dampaknya, sehingga relatif aman.

Namun demikian, wisatawan diimbau untuk tetap waspada, terutama yang ingin mengunjungi kawasan pantai di sekitar Sumatera yang rawan terkena gempa dan tsunami. (ant)