Solo — Jangkauan beasiswa bagi para mahasiswa dari keluarga tidak mampu tahun 2013 ini dinaikkan. Pemerintah mengalokasikan dana APBN sebesar Rp 1,4 triliun yang akan disalurkan melalui beasiswa Bidikmisi. Targetnya, dana tersebut dapat membiayai 91.400 mahasiswa tidak mampu di seluruh Indonesia.

Program nasional beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa baru tersebut, merupakan bagian dari upaya pemerintah mengatasi kemiskinan melalui jalur pendidikan tinggi. Dasar hukumnya adalah UU No. 12 tahun 2012 yang bertujuan memotong mata rantai kemiskinan.

“Kita berharap, dengan beasiswa Bidikmisi nanti tidak ada lagi anak miskin yang tidak bisa kuliah. Kita tetap mendorong terus program ini, termasuk mahasiswa yang mengambil program profesi,” ujar Mendikbud Mohammad Nuh, di UNS Solo.

Mendiknas Moh. Nuh menerangkan, pembiayaan melalui program beasiswa Bidikmisi tidak hanya untuk membiayai kuliah mahasiswa sampai tingkat sarjana. Di fakultas kedokteran, mahasiswa yang mengambil program profesi setelah menyelesaikan tingkat sarjana, akan dibiayai selama menempuh co-ass. Para mahasiswa tidak mampu yang menempuh jalur kependidikan di FKIP juga akan dibiayai sampai tuntas menempuh program profesi.

Menurut Moh. Nuh, saat ini belum ditetapkan berapa besar beasiswa yang akan diberikan kepada setiap mahasiswa. Namun ditegaskannya, beasiswa tersebut juga mencakup biaya hidup secara layak. Sehingga para mahasiswa tidak mampu dapat berkonsentrasi belajar tanpa terbebani biaya kuliah dan biaya hidup.

Menyinggung pembiayaan program profesi, khusus bagi mahasiswa fakultas kedokteran sekarang belum ada yang dibiayai melalui beasiswa Bidikmisi. Sebab, sejak program nasional itu digulirkan setahun lalu belum ada mahasiswa fakultas kedokteran yang lulus sarjana kedokteran.

Di UNS Solo, tahun 2012 lalu memeroleh kuota sebanyak 1.020 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Rektor UNS, Prof. Dr. Ravik Karsidi berharap, kuota tahun 2013 ini dapat meningkat menjadi 1.300 mahasiswa. (solopos.com)