SEBUAH film dokumenter berjudul “Kiamat Kecil” karya Faruk Loncarevic, Sutradara dari Bosnia Herzegovina, akan ditayangkan di Rumah Budaya Fadli Zon, Sabtu (3/8), pukul 17.30 WIB, mendatang.
Film berdurasi sekitar 25 menit itu menggambarkan suasana pascagempa bumi dan tsunami Aceh tahun 2004 silam yang menewaskan ratusan korban jiwa di bumi Tanah Rencong. Film dokumenter ini diambil oleh si pembuatnya beberapa hari pascatsunami.
Direktur Budaya Fadli Zon Elvia Desita dalam rilisnya menyebutkan, pemutaran film dokumenter ini akan disaksikan sejumlah pengamat pertelevisian di Sumatera Barat, baik dari kalangan mahasiswa maupun kalangan profesional lainnya.
“Film ini belum pernah ditayangkan di Indonesia, dan dokumentasi pascatsunami yang ditayangkan di dalamnya sangat menyentuh hati kita yang menonton,” ujar Elvia Desita, didampingi pengurus Rumah Budaya, Edin Hadzalic.
Dia menyebutkan, Rumah Budaya sejak diresmikan pada tahun 2011 telah banyak mengadakan event-event sastra dan budaya, terutama mendatangkan seniman-seniman dari luar negeri.
Baru-baru ini, Rumah Budaya yang berhadapan dengan Rumah Puisi Taufiq Ismail, memperingati 91 tahun wafatnya penyair Chairil Anwar sekaligus meresmikan patung Chairil Anwar.
“Rumah Budaya telah menjadi salah satu kantong sastra dan budaya di Sumatera Barat yang banyak dikunjungi oleh berbagai kalangan, baik dari dalam maupun luar negeri,” ujar Edin Hadzalic menambahkan.
Tentang Faruk Loncarevic
Sutradara Film Dokumenter “Kiamat Kecil”, Faruk Loncarevic, lahir tahun 1975. Dia lulusan Academy of Performing Arts di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina. Bekerja sebagai sutradara/produser di televisi nasional (TVBiH). Dia termasuk salah satu penggagas dan pendiri Sarajevo Film Festival (sudah berjalan selama 15 tahun dalam peran yang berbeda termasuk programming program utama festival 1998-2001), editor majalah Film Sineast, publikasi film tertua di ex Yugoslavia, dengan lebih dari 100 penulis dan studi teori, artikel kritik dan analisis mendalam yang dipublikasikan dalam publikasi nasional dan internasional. Faruk juga sering menjadi juri di sejumlah kegiatan teater dan festival film nasional dan internasional di Eropa.
Dari tahun 2003-2005 dia mengambil S2 di STSI Bandung. Dia mempelajari tari dan akting tradisional Indonesia, termasuk wayang golek dan melakukan penelitian teater tradisional di seluruh Indonesia. Di saat tinggal di Indonesia itulah ia membuat film dokumenter “Kiamat Kecil” pascatsunami Aceh. Film ini adalah film dokumenter pertama yang digarapnya dan mereportase tentang tsunami di dunia barat. Film ini ketika itu ikut berperan dalam mengumpulkan bantuan untuk rakyat Aceh digalang dari dunia internasional.
Selama di Indonesia, dia membuat tujuh film dokumenter TV tentang perjalanannya keliling Indonesia dengan judul Lost Paradise, dan pada tahun 2009 sudah ditayangkan di Televisi Nasional Bosnia Herzegovina (BHT). Sekembalinya ke Bosnia dan Herzegovina dia membuat film fiksi berjudul Ibu dan Bapak (Mum ‘n’ Dad), 2006, premier perdana pada Sarajevo Film Festival di mana ia ditunjuk dalam kompetisi internasional dan memenangkan penghargaan juri. Premiera Internasional film ini dibuka pada Festival Film Rotterdam (2007) dan setelah itu dia mengikuti banyak festival film dan beberapa di antaranya memenangkan penghargaan internasional.
Sejak Oktober 2006 dia bekerja sebagai dosen Sejarah Film di Akademi Seni Pertunjukan Sarajevo dan Sarajevo Film Academy dan Academy Of Seni dan Theatre Tuzla. (rel)
Belum ada komentar