HAMPIR semua orang pernah mengalami kesulitan yang mendesak kita untuk melakukan perbuatan yang nekat yang cenderung negatif. Hidup ini memang banyak kesulitan. Sering orang hidup tanpa tujuan. Seperti saat seseorang berpindah-pindah pekerjaan hanya untuk mendapatkan gaji besar.

Nah, apakah menjadi kutu loncat adalah sebuah solusi? Tidaklah mudah untuk menjadi kutu loncat karena setiap perusahaan memiliki prosedur dan budaya sendiri. Jika terus berpindah, kita hanya akan berputar-putar di lapisan bawah di banyak perusahaan berbeda karena harus memulai karir dari bawah lagi.

Dalam kehidupan sehari-hari kita juga melakukan hal yang sama. Kita sering gali lubang tutup lubang bukan? Kita tidak berani berkata, Berhenti! Saya mau mengubah gaya hidup saya! Saya harus mencari jalan keluar. Banyak manusia yang hidup dengan menggedor tembok saja berulang kali, meminta tolong pada Tuhan. Tetapi tidak berusaha membuat pintu, membuat solusi atau jalan keluar.

Orang yang memberikan pertolongan juga bisa bosan jika kita minta tolong terus menerus. Yang mulanya iba, makin lama menjadi makin sebal dengan kita. Karena itulah, jangan sampai kita hanya berputar-putar saja dan harus bisa keluar dari masalah yang mendera kita. Kalau hanya berputar-putar saja, maka kita hanya akan berakhir di titik semula.

Pada akhirnya kita harus mau bertekad keras untuk mengadakan perubahan nyata dalam kehidupan. Kita harus fokus pada apa yang dimiliki. Entah itu bakat, peluang atau sumber daya. Buatlah pintu perubahan itu dari sekarang!

Kita bisa pelajari bagaimana Coco Chanel membangun hidupnya dan bisnisnya dari nol. Ia tidak memiliki ayah secara resmi karena ibunya yang bekerja sebagai buruh cuci hamil di luar nikah. Di Perancis, ia dibesarkan di sebuah kesusteran dan merasa menderita di sana karena harus tumbuh dalam lingkungan yang penuh disiplin ketat. Akhirnya ibunya menikah dengan Albert Chanel yang hanya seorang pedagang kecil keliling. Singkatnya, keluarga ini hidup dalam keterbatasan.

Chanel muda pernah bekerja sebagai pengelim baju dan kemudian menjadi penyanyi di sebuah klub. Di sini, ia mendapatkan nama Coco, yang diambil dari judul sebuah lagu yang sering ai bawakan dan disukai para pendengarnya.

Chanel kemudian memasuki dunia fashion setelah menjadi istri simpanan seorang pria yang bekerja di militer. Seiring dengan berjalannya waktu, Chanel memproduksi produk parfum yang kita kenal sebagai Chanel Number 5 yang botolnya 4 persegi yang diilhami dari desain kapel gereja.

Kata Chanel, Jangan hanya menggedor tembok saja! Tapi Anda juga harus membentuk suatu pintu dari gedoran tembok itu. Filosofi hidupnya itu membuatnya terangkat dari kemiskinan masa kecilnya.

Patut kita sadarai bahwa semua kesuksesan dan kekayaan itu berasal dari titik nol, dari bawah. Semuanya menggunakan keringat, darah dan air mata. Jangan lupa peran passion yang luar biasa.

Selain itu, dalam menjalani kehidupan ini, jangan hanya sibuk menggedor saja, karena Anda juga harus membentuk solusi dari masalah yang dihadapi. Dan jangan lupa bedoa agar Tuhan memberikan petunjuk mengenai pintu yang cocok dan sesuai dengan masalah Anda. (kabarbisnis)