Festival Nasional Seni Pertunjukkan Indonesia 2013

FESTIVAL Nasional Seni Pertunjukan Indonesia 2013 telah berakhir beberapa waktu lalu, sejak dilaksanakan selama dua hari penuh pada 19 November lalu di Nusa Indah Teater, Balai Kartini, Jakarta.

Dalam festival tersebut, 17 daerah berhasil tampil dengan memperlihatkan keunggulan seni pertunjukan Indonesia. Ke-17 daerah itu menampilkan beragam bentuk seni pertunjukan yang unik. Kelompik seni dari Aceh misalnya, tampil dengan kolaborasi musik, drama dan tari dalam sebuah lakon bertajuk “Amat Si Pelaut” karya Azhadi Akbar.

Dari ke-17 daerah menampilkan bentuk bentuk seni pertunjukan hasil kreativitas para seniman daerahnya itu, Direktur Pengembangan Seni Pertunjukan dan Industri Musik, Juju Masunah, menjelaskan, panitia akan memilih para pemenang untuk 6 kategori, yakni 5 Sutradara Terbaik,5 Penata Tari Terbaik, 5 Penata Musik Terbaik, 5 Penata Artistik Terbaik, 5 Pemain Terbaik dan 5 Penyaji Terbaik.

“Kelima peraih gelar Penyaji Terbaik akan memperoleh hadiah uang pembinaan dari Pemerintah. Kelima peraih gelar terbaik itu juga diberi kesempatan memamerkan sajian seni pertunjukan yang dimenangkannya pada ajang Pameran Produksi Kreatif Indonesia pada 27 November 2013 di Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan,” sebutnya.

Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, Prof Dr HM Ahman Sya menilai,melalui festival seni pertunjukan yang digelar setiap tahun itu, diharapkan akan bermunculan seniman-seniman berintegritas dan karya-karya seni pertunjukan baru yang tidak saja layak ditampilkan di mancanegara, tetapi juga mengharumkan nama bangsa Indonesia.

“Melalui festival seni pertunjukan ini pula pemerintah mendorong para seniman untuk terus kreatif bagaimana mengolah dan memberdayakan potensi musik tradisi, teater serta tarian khas daerah menjadi bentuk seni pertunjukan yang bisa dibanggakan ke forum nasional,” ujar Ahman Sya.

Juju Masunah sebelumnya menjelaskan, ke-17 daerah yang tampil dalam ajang perebutan prestasi terbaik di festival seni pertunjukan tingkat nasional tahun ini merupakan hasil seleksi di tingkat provinsi. Para peserta yang diprioritaskan ikut acara ini adalah pelajar dan mahasiswa. Sedangkan materi seni pertunjukan yang dipentaskan harus asli bersumber dari daerah itu sendiri, namun memiliki sejumlah kearifan lokal.

“Melalui festival seni pertunjukan ini kami ingin terus memunculkan bentuk pembaruan dalam pementasan teater, musik dan tari. Di daerah umumnya mereka dibina oleh seniman yang telah berpengalaman manggung di berbagai kesempatan, sanggar dan taman budaya. Untuk menguji sejauh mana hasil pembinaan mereka kepada para remaja, pemerintah sengaja memilih nama-nama yang berkomperten untuk menilai,” lanjut Juju.

Setelah dua hari mementaskan sejumlah seni pertunjukan, para juri pun mengumumkan pemenangnya. Untuk kategori sutradara terbaik, 5 pemenangnya diberikan kepada provinsi Aceh, Bali, DIY, Kalsel dan Riau.

Tidak hanya itu, 5 kategori pemain terbaik salah satunya diberikan kepada Aceh (untuk tokoh Amat), Bali (untuk vokal putri), Jambi (untuk penari pria), Kalsel (untuk tokoh Amban Pangina) dan Nusa Tenggara Timur (untuk tokoh Peni Masan Dai).

Sementara untuk penyaji terbaik, 5 pemenangnya yang juga mendapat uang pembinaan serta tampil di ajang Pekan Produk Kreatif Indonesia di Epicentrum, akhir November 2013, adalah Aceh, Bali, Bangka Belitung (Kabupaten Bangka), Jawa Timur dan Sumbar.

Festival Nasional Seni Pertunjukan ini akan digelar lagi tahun depan. Juju Masunah berharap, kepada daerah yang tidak berhasil menang, pemerintah akan berusaha terus meningkatkan pembinaan para seniman dan merangsang para seniman makin kreatif berkarya melalui taman-taman budaya serta sanggar kesenian yang ada. Agar generasi muda dan para seniman makin kreatif berkarya dan menghasilkan bentuk-bentuk baru seni pertunjukan yang bernilai jual tinggi, pemerintah telah melakukan aktivasi 25 taman budaya di seluruh Indonesia.[]