Kakao nampak indah di depan SD Negeri Teluk Nibong, Pulau Banyak, Aceh Singkil (Foto Tarmizi Age)
Kakao nampak indah di depan SD Negeri Teluk Nibong, Pulau Banyak, Aceh Singkil (Foto Tarmizi Age)
Kakao nampak indah di depan SD Negeri Teluk Nibong, Pulau Banyak, Aceh Singkil (Foto Tarmizi Age)
Kakao nampak indah di depan SD Negeri Teluk Nibong, Pulau Banyak, Aceh Singkil (Foto Tarmizi Age)

Oleh Tarmizi Age

SD Negeri Teluk Nibong di Pulau Banyak Aceh Singkil merupakan salah satu sekolah SD yang menjadi kenangan dalam ingatan saya sejak pulang dari Denmark dan berkeliling Aceh dengan sebuah misi pembangunan ekonomi masyarakat Aceh melalui sektor pertanian arti luas, ”Aceh Akan Goet Meunyoe Tapeugoet (Aceh akan menjadi bagus jika kita buat bagus)” menjadi motto gerakan saya dalam misi ini.

Setelah 4 Juni lalu, kami dengan rombangan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh Drs. Hasanuddin Darjo, MM bermalam di Pulau Balai (Pulau banyak), paginya kami diangkut dengan menggunakan speedboat menuju Teluk Nibong untuk mengunjungi beberapa destinasi yang dianggap penting dalam kunjungan ini.

Berjalan beberapa menit dari pelabuhan melintasi rumah susun milik masyarakat, berbelok kekanan, tidak jauh terlihatlah sebuah sekolah SD yang nampak lumayan bagus, saya dan beberapa teman media lainnya serentak memasuki halaman sekolah yang di hiasi tanaman kakao, dan belum terlihat di SD lain oleh saya sebelumnya.

Setelah menyapa beberapa guru yang terlihat santun dan ramah, kami memohon izin diperkenankan untuk bertemu dengan murid yang menjadi penghuni setia bangku SD Teluk Nibong, Pulau Banyak ini.

Dengan tidak ada rasa keberatan kami di persilakan masuk, begitu tiba di dalam kelas kami di sambut dengan wajah ceria oleh anak-anak warga pulau yang jauh nun dari daratan, yang kemudian di ketahui jarang mendapatkan kunjungan dari pembesar negeri, sungguh hati saya terasa sebak tak tertahankan ketika seorang anak yang saya tanya, mengatakan ”kami bangga menjadi anak Aceh walau tinggal di Pulau Banyak”.

Sesuatu yang membuat kita semua harus berpikir sejenak, ketika kami diberitau warga Pulau Banyak, bahwa mereka sering juga putus beras (tidak ada beras) disebabkan karena tidak bisa melaut karena kapal rusak dan sebagainya, belum lagi beberapa kebutuhan pangan lain yang mengharuskan mereka mempasok dari daratan.

Saya yakin Pulau Banyak dan pulau-pulau lainnya yang bertabur di Aceh adalah aset penting yang harus di bangun dan dijaga oleh pemerintah dan rakyatnya, pulau-pulau ini juga layak di diperkenalkan kepada turis dan wisatawan serta pelayar dunia dalam rangka mengunjungi, melihat, belajar dan menikmati keindahan pulau-pulau di Aceh yang masih natur dan asli.

Akhirnya jauh dari Kota Juang, Bireuen saya berdoa agar murid SD Teluk Nibong, Pulau banyak, guru mereka, dan keluarganya di berikebahagiaan oleh yang mahakuasa di bulan puasa yang mulia ini, minal aidzin walfaidzin.[]

*Tarmizi Age adalah Pembina Lembaga ACDK