“Saat ini saya berada dalam kondisi stamina sangat prima dan saya siap melintasi Siberia,” katanya di tengah kesibukan mempersiapkan perjalanan berikutnya.

Dia adalah penjelajah dunia seorang diri dengan sepeda motor besar, Jeffrey Polnaja. Dia saat ini berada di Rusia dan secara teknis siap melanjutkan perjalanan melintasi Siberia.

Jeffrey Polnaja dengan sepeda motor BMW R1150GS Adventure bernomor polisi B 5010 JP dalam perjalanannya membawa misi perdamaian.

Jeffrey Polnaja menyampaikan surat elektronik kepada ANTARA London, Jumat, bercerita tentang pengalamannya.

Menurut Jeffrey yang dikenal dengan sapaan Kang JJ, usai menuntaskan perjalanan di tujuh negara di Eropa, akan melanjutkan penjelajahan ke kawasan paling liar dan beku, Siberia.

“Saya bersyukur sudah menyelesaikan misi ‘Ride for Peace’ di tujuh negara pertama. Rusia adalah negara persinggahan saya saat ini, dan negara ini sangat penting karena akan menjadi titik awal rencana memasuki Siberia yang dikenal liar, terasing dan sulit diprediksi,” kata Jeffrey, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat.

Jeffrey mengawali perjalanan pada 25 Juni 2012 dari Prancis, lalu menuju Belgia, Belanda, Jerman, Polandia, Belarus, dan masuk ke Rusia pada akhir Juli.

Total perjalanan tersebut telah mengukir jarak tempuh sejauh 7.200 kilometer. “Semestinya saya bisa lebih cepat sampai ke Rusia apabila tidak mengalami banyak kendala birokrasi dalam pengurusan dokumen perjalanan di setiap negara yang memiliki aturan berbeda-beda,” ungkap Jeffrey.

Selama perjalanan di tujuh negara Eropa tersebut, Jeffrey mengaku sangat tertolong dengan kondisi cuaca. Pemanasan global memang telah memengaruhi masa musim panas kali ini.

Meski demikian, secara keseluruhan cuaca sangat bersahabat untuk perjalanan, kendati sesekali Jeffrey terhadang hujan dan awan gelap.

Jeffrey berharap total jarak sekitar 10.685 kilometer yang akan ditempuhnya dalam penjelajahan lanjutan dari Moskow hingga Vladivostok diharapkan dapat dilalui tanpa hambatan berarti.

“Apabila sehari bisa menempuh 500 km, atau sebanding Jakarta hingga Semarang, maka Moskow hingga Vladivostok memerlukan waktu dua puluh satu (21) hari. Dengan catatan, setiap hari saya riding,” ujarnya.

Rute yang akan dilalui Jeffrey tersebut terdiri dari tujuh tahapan, yaitu Moskow-Chelyabinks, Rusia (1.880 km), Chelyabinks, Rusia-Astana, Kazakhstan (1.020 km); Astana, Kazakhstan-Irkutsk, Rusia (1.093 km); Irkutsk, Rusia-Ulaan Bator, Mongolia (859 km); Ulaan Bator, Mongolia-Chita, Rusia (1.113 km); Mongolia-Chita, Rusia -Khabarovsk, Rusia (2.100 km) dan Khabarovsk, Rusia – Vladivostok, Rusia (760 km).

“Saya justru khawatir tidak bisa mempercepat jadwal perjalanan di setiap tahapan, akan sangat berisiko bagi keselamatan saya dan kualitas penjelajahan,” ujar Jeffrey, menanggapi masalah dokumen perjalanan yang kerap menghabiskan hari serta akibat kehilangan motor di Belanda, Mei silam.

Diperkirakan dari total jarak tempuh yang sepanjang 4.000 kilometer dimana kondisi jalan masih dalam konstruksi pembuatan.

Jeffrey menambahkan, bila terlalu lama tertahan, musim gugur akan segera datang. Itu berarti perjalanan semakin sulit lantaran hujan akan dominan dan udara semakin dingin.

Jeffrey telah menyiapkan diri agar mampu melewati setiap tantangan yang ada. Selain memeriksa kondisi teknis sepeda motor, Jeffery juga menyiapkan suku cadang tambahan, termasuk mengganti ban dan membawa jeriken untuk bahan bakar saat darurat.

Kehilangan

Kehilangan motor di Belanda jelas mengganggu perjalanan, tapi tetap ada hikmah di balik itu. Setidaknya, kini banyak orang di Eropa jadi tahu “Ride for Peace”, ungkapnya.

Hal tersebut dirasakan Jeffrey saat berada di depan Reichstag Building atau Gedung Parlemen Jerman. “Saya bertemu pria asal Luxemburg mengaku mengenal ‘Ride for Peace’ dari berita kehilangan motor di Amsterdam. Dia memberikan dukungan misi perjalanan saya dan itu sangat mengharukan hingga menambah motivasi bagi saya,” lanjut Jeffrey.

Saat melakukan eksplorasi di Belanda, Jeffrey mengalami insiden kecil ketika motornya melaju kencang di jalur bebas hambatan di daerah Eindhoven, Belanda. Tutup boks di belakang sepeda motornya tiba-tiba terlepas akibat hempasan angin keras.

Alhasil, seluruh barang di dalam boks bertebaran. Sebuah telepon genggam pintar hancur, termasuk beberapa peranti elektronik lainnya.

Beruntung para pengemudi mobil di sana tertib dan sangat menghormati pengguna jalan lain. “Saya diberi kesempatan membereskan barang-barang yang tercecer, sementara mobil-mobil berderet rapi di belakang,” kenang Jeffrey.

Sementara itu, Jeffrey juga sempat menjadi wakil Indonesia pada acara 2012 FIM Rally di Bidgoszcz, Polandia.

Di kesempatan itu Jeffrey mendapat kehormatan dan menyampaikan tentang misi “Ride for Peace” di depan para undangan penting Federation Internationale de Motorcycleste (FIM).

Jeffrey adalah satu-satunya wakil dari Asia yang hadir pada kegiatan bertaraf internasional tersebut. Sebagian besar tamu undangan datang dari negara-negara Eropa.

“Kami merasa sangat terkesan dengan kehadiran RFP pada event internasional ini,” kata Niels Hansen, Direktur Touring dan Wisata FIM.

Ungkapan senada juga disampaikan Ketua Dewan Juri Internasional asal Jerman, Dieter Sass. Menurut dia, kini bangsa Eropa bisa mengetahui bahwa ada orang Indonesia yang memiliki kualitas sebagai pengendara petualang kelas dunia.

“Ride for Peace”

Jeffrey Polnaja telah berada di Eropa, tepatnya di Paris, Prancis sejak 27 April silam guna memulai perjalanan keliling dunia. Dalam rencana awal, Jeffrey seharusnya telah memulai penjelajahan dengan sepeda motornya sejak 13 Mei lalu dari kota Paris, Prancis.

Namun karena mengalami masalah kehilangan sepeda motor di Amsterdam, Belanda, pada 3 Mei 2012, misi perjalanan terhambat. Jeffrey bahkan terpaksa kembali ke Jakarta guna mengurus ulang seluruh dokumen perjalanan serta menyiapkan sepeda motor pengganti.

Untuk diketahui, perjalanan Jeffrey kali ini merupakan penjelajahan keliling dunia seorang diri yang kedua dengan sepeda motor. Sebelumnya, pada tahun 2006 hingga 2008, Jeffrey menaklukkan 72 negara mulai dari Asia, Timur Tengah, Afrika dan Eropa.

Pada kesempatan kedua ini, Jeffrey mengemban misi “Ride for Peace – Solo Riding Exploring Five Continents on Two Wheels,” yang pelepasan dilakukan di Jakarta pada 23 April lalu.

Rencananya, Jeffrey akan berkelana sejauh 220.000 kilometer melintasi beberapa negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Australia. Tidak kurang dari 30 negara disinggahi Kang JJ, mulai dari Prancis, Belgia, Belanda, Jerman, Skandinavia, Polandia, Rusia, Korea Selatan, Jepang, Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Kuba, Kolombia, Nikaragua, Bolivia, Brasil, Argentina, Peru, Selandia Baru, Australia, sampai Timor Leste yang direncanakan tiba di Jakarta tahun 2014. (Anspek/Zeynita Gibbons)