Banda Aceh — Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, mengusulkan dana sebesar Rp3,2 miliar untuk penataan potensi wisata bahari guna meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata dan Telekomunikasi Aceh Barat Saiful AB di Meulaboh, Kamis (23/08) mengatakan, wilayah ini memiliki sejumlah kawasan objek wisata yang bernilai ekonomis namun belum tertata maksimal, sehingga membutuhkan jangka panjang agar potensi alam itu dapat termanfaatkan.

“Di hari lebaran dan libur tertentu seluruh objek wisata Aceh Barat dipadati pengunjung, meskipun warga dari mana-mana tetap datangnya ke Meulaboh karena kita di sini adalah kota tertua di pantai barat selatan Aceh,” katanya.

Didampingi Kepala Bidang Perhubungan Darat Edi Son, ia menjelaskan, sebelum diterjang gelombang tsunami 26 Desember 2004 dan terjadi pemekaran menjadi tiga kabupaten tahun 2002, Aceh Barat merupakan sasaran tujuan wisatawan lokal hingga luar negeri.

Dalam penataan objek wisata yang diusulkan tahun 2012 ini difokuskan pada wisata bahari (laut) yakni sejumlah pantai seperti Suak Geudeubang dan Pantai Merah Putih serta Ujong Kareung atau ujung karang di Kecamatan Johan Pahlawan.

Di Kabupaten Aceh, sejak hari pertama lebaran Idul Fitri 1433 Hijriah, ribuan pengunjung terpantau berdesakan mendatangi objek wisata bahari bersama keluarga terlebih lagi pantai Ujong Kareung yang terdapat di lokasi itu makam massal korban tsunami namun fasilitas peristirahatan di kawasan itu belum tersedia.

“Ke depan ini akan disediakan tempat peristirahatan bagi pengunjung dan memberikan peluang bisnis bagi pedagang berjualan di lokasi, namun lokasi ini harus ditata sedemikian rupa terlebih dahulu,” imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan, bila lokasi objek wisata sudah tertata bagus pemerintah daerah tinggal membuka peluang bagi pengusaha seperti perhotelan, pengrajin souvenir serta mengembangkan budaya agar menjadi tontonan menarik bagi pengunjung.

Saiful mengakui, wilayah Aceh Barat yang dulunya dikenal memiliki kawasan objek wisata terbanyak, baik wisata alami maupun wisata buatan sudah akan tertinggal dengan kabupaten tetangga bila potensi tersebut tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.

Jelasnya, ide melakukan pengembangan sektor wisata tersebut sudah terbesit namun selalu saja terbentur oleh pendanaan keuangan daerah yang tidak mampu. Karena itu penataan ini akan diupayakan dengan mengusulkan kepemerintah pusat dan ditata secara perlahan.

“Lagi-lagi, kita berbicara soal dana, bila tidak ada dana bagaimana dapat dikelola dan ditata, namun secara perlahan-lahan dengan dukungan masyarakat Aceh Barat dan pemerintah pusat, kita berharap kejayaan Aceh di sektor wisata dapat tumbuh kembali,” pungkasnya. (ant)