Warga berjalan di halaman masjid usai berdoa dan zikir (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)
Warga berjalan di halaman masjid usai berdoa dan zikir (Foto M Iqbal/SeputarAceh.com)

midnight in baiturrahmanPEMERINTAH Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh terus melakukan pembenahan infrastruktur dan meningkatkan pelayanan menyusul penetapan provinsi itu sebagai destinasi wisata syariah di Indonesia.

“Yang jelas, Aceh merupakan salah satu dari 11 provinsi yang ditetapkan sebagai destinasi wisata syariah,” Kata Kadisbudpar Aceh Reza Pahlevi, Selasa (3/6/2014).

Reza juga menyatakan pihaknya tidak tahu kenapa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dalam pembukaan Konferensi Internasional Wisata Syariah di Jakarta, Senin (2/6/2014), hanya menyebutkan sembilan daerah destinasi wisata syariah di Indonesia, tidak termasuk Aceh di dalamnya.

“Saya sendiri ikut menghadiri Konferensi Internasional Wisata Syariah di Jakarta yang dihadiri peserta dari negara-negara anggota OKI,” katanya.

Menurut Reza, Aceh merupakan salah satu provinsi yang diberi keluasan oleh Pemerintah Pusat untuk menjalankan Syariat Islam secara kaffah (menyeluruh) melalui Undang Undang Nomor 11/2006 tentang Pemerintah Aceh (UUPA).

“Artinya, Aceh merupakan salah satu daerah ideal dan cukup mendukung untuk tujuan wisata syariah. Hanya saja soal pelayanan yang memang harus kami tingkatkan,” katanya.

Berbagai infrastruktur, misalnya mushala atau masjid-masjid mudah dijumpai para turis yang sedang menikmati liburan (wisata) di berbagai tempat di provinsi mayoritas penduduknya adalah Muslim.

Hotel-hotel atau penginapan serta restoran di Aceh, kata Reza, juga tetap melaksanakan aturan syariah yang juga berlaku umum di tempat-tempat keramaian di seluruh daerah di provinsi ini.

Ia mencontohkan, lokasi-lokasi wisata baik itu di pantai maupun hotel-hotel di daerahnya selalu dilengkapi dengan mushala.

“Artinya, masyarakat Aceh siap menyambut kunjungan wisatawan khususnya dari Muslim. Saat ini saja, banyak wisatawan terutama Muslim asal Malaysia dan Thailand berwisata ke Aceh,” katanya.

Nuansa Islami yang cukup kental di Aceh, menurut Reza, dapat dijumpai saat-saat bulan puasa Ramadhan. Karenanya, banyak wisatawan Muslim yang sengaja datang ke Aceh pada Ramadhan untuk menikmati suasana puasa di Aceh yang berbeda dengan di daerahnya. (ant)