Kiev —- Sekolompok aktivis perempuan melakukan protes dengan bertelanjang dada di depan masjid-masjid dan kedutaan besar Tunisia di Eropa, menuntut persamaan hak bagi perempuan di Arab.

Kelompok yang berasal dari Ukraina ini menamakan dirinya Femen. Mereka mengadakan protes “Hari Jihad Internasional Bertelanjang Dada” di Berlin, Kiev, dan Paris. Mereka mengecat tubuh mereka dengan slogan seperti “Bare breasts against Islamism/Telanjang dada melawan Islamisme”.

“Kami bebas, kami telanjang. Ini hak kami. Ini tubuh kami. Peraturan kami. Dan tidak ada seorang pun yang dapat menggunakan agama atau hal-hal sakral lain untuk melecehkan perempuan dan menginjak-injak mereka,” ujar salah satu demonstran Femen, Alexandra Shevchenko, saat berunjuk rasa di depan mesjid Berlin.

“Kami akan terus melawan dan payudara kami lebih kuat dari batu,” teriaknya.

Demonstrasi ini dipicu sebagai bentuk dukungan atas skandal yang menimpa aktivis Tunisia Amina Tyler bulan lalu. Tyler mengunggah gambar dirinya bertelanjang dada dengan tulisan “Tubuh saya adalah milik saya. Persetan dengan nilai moralmu”.

Polisi Kiev menahan dua aktivis dengan tulisan “Bebaskan Amina” di dada mereka ketika mereka akan melakukan aksi protes di masjid Kiev.

Sekitar dua lusin feminis di Paris melakukan protes dengan tulisan “Tidak kepada Islamisme” dan “Tidak pada Syariah”. Mereka dicegat polisi sebelum sempat sampai ke kedutaan besar Tunisia. Hal serupa juga terjadi di Brussel, Belgia dan di Milan, Italia. (AFP/beritasatu.com)