Banda Aceh — Penjabat Wali Kota Banda Aceh T Saifuddin mengakui kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya masih kurang, sehingga Palang Merah Indonesia (PMI) sering kewalahan memenuhi permintaan dari warga yang membutuhkan pertolongan cepat.

“Meski kesadaran masyarakat masih rendah, namun saya berharap PMI terus melakukan berbagai upaya mengajak warga untuk mendonorkan darahnya,” katanya di Banda Aceh, Kamis (14/6).

Hal tersebut disampaikan dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Kota Banda Aceh Ramli Rasyid pada peringatan hari donor darah sedunia yang digelar PMI setempat.

Ia mengatakan, untuk membangkitkan kesadaran masyarakat itu maka PMI bisa menggencarkan sosialisi tentang pentingnya donor darah bagi kesehatan.

“PMI sering mengalami defisit persediaan darah, padahal kebutuhan darah terkadang harus segera terpenuhi untuk menyelamatkan masyarakat khususnya pasien yang membutuhkan pertologan cepat,” katanya.

Meski pelaksanaan donor darah dilakukan PMI melalui berbagai kegiatan sosial, katanya, hingga kini belum menjadi salah satu gaya hidup masyarakat.

Tidak jarang terdengar para keluarga pasien harus “pontang panting” hanya sekedar mendapatkan satu kantong darah untuk menyelamatkan nyawa manusia, kata dia.

“Minimnya pendonor darah itu juga dipengaruhi mitos kekhawatiran tekanan darah akan naik pascadonor hingga soal penularan penyakit. Mitos yang tidak terbukti itu harus bersama-sama disingkirkan sehingga kedepan donor darah bisa menjadi gaya hidup warga,” kata Ramli Rasyid.

Rangkaian kegiatan peringatan hari donor darah sedunia itu, PMI Banda Aceh juga memberikan penghargaan kepada sejumlah warga yang telah mendonorkan darahnya secara rutin serta lembaga yang intens menggelar kegiatan sosial donor. (ant)