Gayo Lues – Menjelang musim panen raya harga gabah di Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh, turun drastis. Padahal petani di wilayah itu berharap harga gabah tahun ini lebih tinggi daripada tahun lalu karena ongkos produksi pertanian semakin tinggi.

Dua pekan terakhir harga jual gabah kering di tingkat tengkulak hanya Rp2.200 per kilogram (kg), atau turun lebih dari 10% jika dibandingkan dengan sebelumnya yang tercatat Rp2.500. “Kondisi ini tidak berpihak kepada petani,” kata Ikwan, petani di Kecamatan Kuta Panjang, Sabtu (6/3/2010).

Ia menengarai hal tersebut berkaitan erat dengan memasuki musim panen raya. Petani menduga itu merupakan permainan pedangan besar untuk meraup keuntungan lebih banyak.

Oleh karena itu mereka makin khawatir dengan tren harga hasil panen yang terus turun, padahal biaya produksi atau ongkos menggarap sawah sekarang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Ikwan, harga pupuk, pestisida, dan ongkos olah tanah, terus meningkat. “Itu sebabnya kalau harga gabah terus menurun, bisa berakibat kerugian petani terutama para petani penggarap sawah milik orang lain, rugi,” ujarnya.

Petani juga mengharapkan pemerintah segera mengontrol harga beli gabah di tingkat pengusaha besar guna melindungi petani dari ancaman kerugian. “Kalau pemerintah tidak mengontrol stabilisasi harga di pasaran, kami sulit bangkit dan tidak termotivasi untuk menanam padi,” kata Muslim, tokoh adat tani di Gayo Lues. (*)

(Media Indonesia)