Langsa, Seputar Aceh – Warga di sekitar kawasan Desa Arur Pinang, Kecamatan Peunaron, Aceh Timur kini dalam keadaan resah. Pasalnya, selama dua pecan terakhir ini kawanan poemerah (gajah) liar sering turun ke perkampungan setempat. Akibatnya, selain mengobrak-abrik rumah penduduk, kawanan gajah itu juga  merusak puluhan hektar areal sawah

dan lahan perkebunan warga.

Mahdi (35), warga Desa Penaron, Selasa (3/11) kepada Seputar Aceh mengatakan, masyarakat kini semakin cemas, karena kawanan gajah liar itu akhir-akhir ini mulai turun hingga mendekati perkampungan penduduk, terutama pada malam hari bahkan dalam dua hari juga kawanan gajah tersebut kelihatan di siang hari.

Gampong Arur Pinang berjarak sekitar dua Kilo meter (Km) dari pusat Ibu Kota Kecamatan Peunaron dan dihuni sebanyak 300 KK atau sekitar 1.600 jiwa. Selama ini, daerah wilayah pedalaman itu bebas dari ganguan gajah liar. Namun selama hampir sebulan terakhir ini gajah liar mulai sering menyambangi desa tersebut.

“Kendatipun belum ada warga yang mengungsi, namun mereka (warga-red) merasa semakin kurang nyaman,” kata Mahdi.

Menurutnya, adapaun upaya pengusiran ke habitatnya sudah dilakukan masyarakat secara tradisional. Namun kawanan gajah liar itu tidak beranjak dari pinggiran perkebunan warga Arur Pinang tersebut. Setelah sebelumnya banyak gubuk-gubuk singah di kebun juga dirobohkan kawanan gajah serta ratusan ton padi dimakan oleh kawanan gajah liar tersebut.

Masyarakat di kawasan pengunungan Peunaron mengharapkan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh diturunkan ke daerah ini untuk mengatasi gajah-gajah tersebut.

“Kawanan gajah yang diperkirakan lima puluh dua ekor itu sering mondar mandir melalui jalur Simpang Rabong dan Simpang Gajah yang masih merupakan wilayah Kecamatan Penaron,” kata Mahdi. [sa-smi]