Meureudu, Seputar Aceh – Maraknya pembangunan rumah toko dan kantor pemerintah di areal persawahan dalam Kecamatan Meureudu semakin mempersempit lahan sawah produktif. Ini diperkirakan akan berdampak pada berkurangnya pendapatan asli daerah setempat dari sektor pertanian.

“Kalau saat ini memang belum terasa efek dari pembangunan di areal sawah produktif. Tapi, ini sangat mengancam untuk lima tahun ke depan,” kata Muhammad (43 tahun), tokoh tani di Meureudu, kepada Seputar Aceh, Senin (9/11).

Menurutnya, saat ini pemerintah kabupaten setempat juga sudah membebaskan tanah persawahan warga untuk pembangunan kantor bupati dan kantor dinas. “Warga pun tergiur untuk menjual tanah, karena harga yang ditawarkan lumayan tinggi, yaitu berkisar Rp100 ribu hingga Rp300 ribu,” ujarnya.

Sejumlah masyarakat tani di Meureudu pun mengharapkan upaya pembangunan jalan layang yang sudah digagas pemerintah setempat dapat terwujud. “Jika tidak, sawah warga akan disulap jadi pertokoan,” katanya. [sa-ahd]