Sabang – Aktivitas di pelabuhan angkutan barang Dermaga Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) kembali menggeliat. Meski masih skala kecil jika dibandingkan sebelum masa konflik, namun itu sudah membuat para buruh pelabuhan kembali bernapas.

Beberapa bulan, aktivitas pelabuhan barang itu nyaris vakum. Namun kini mulai sibuk setelah sebuah kapal kargo berukuran kecil membawa barang dari Malaysia dan Thailand, seperti gula pasir dan lainnya.

“Kesemua barang itu didatangkan dari Portklang Malaysia, diimpor oleh PT Multazam menggunakan KM Fazar Bestari,” ujar direktur sebuah perusahaan bongkar muat, Aidil Fitri, kepada wartawan, kemarin.

Dikatakannya, selain membantu masyarakat Sabang, dengan masuknya barang bebas bea ke daerah ini juga memberikan dampak positif terhadap kelangsungan hidup para buruh. “Aktivitas bongkar muat barang di Sabang sudah kembali berjalan sebagaimana yang kita harapkan,” imbuhnya.

Menurutnya, kebutuhan hidup masyarakat saat ini yang cukup tinggi berdampak signifikan terhadap masyarakat berpenghasilan rendah, terutama para buruh bongkar muat. Hidup mereka sangat tergantung pada arus keluar masuknya barang dari dan ke pelabuhan.

“Karenanya, dengan mulai kembalinya aktivitas pelabuhan ini, diharapkan dapat meringankan beban buruh di tengah tingginya harga kebutuhan pokok, sekaligus meringankan beban masyarakat Sabang,” sambungnya.

Menyinggung pemilik barang, Aidil mengaku pemasok barang merupakan pengusaha dari Kota Sabang. “Yang patut kita banggakan, semua barang ini dipasok oleh importir Sabang sendiri,” katanya. Direncanakan dalam minggu ini kapal lainnya segera menyusul membawa barang lain.

Secara terpisah, Direktur PT Multazam, H Hamdani, menyebutkan barang impor untuk tahap ini yang masuk ke Sabang jumlahnya cukup banyak dan bervariasi. Selain gula, ada barang lain yakni hiasan dinding, kmpresor AC, kursi santai serta berbagai jenis pernak-pernik imitasi kebutuhan rumah tangga.

“Kesemua barang itu merupakan pasokan awal, dan rencananya akan diikuti dengan pasokan barang impor lainnya dari Tahiland dan Malaysia,” ujar Hamdani. (Riandi Armi/Medan Bisnis)