Laporan: Nuruzzahri Bin Usman

Senin siang (18/07) Saya “Nuruzzahri Bin Usman” bersama teman–teman take of sekitar jam 12.30 WIB dari bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh menuju Penang Malaysia dengan pesawat Fire Fly.

Rombangan kami berjumlah 6 orang diantaranya, Pak Budiono, S.Hut (Takengon), Muhibuddin (Aceh Selatan), Jarwanto (Aceh Tengah), Sarjiman Hs (Aceh Tengah), Wahyu Hidayat (Aceh Tengah). Kami tiba di Pulau Penang Malaysia sekitar jam 14.30 WIB. Menukar uang Rupiah menjadi Ringgit Malaysia (RM) di bandara internasional Pulau Penang .

Kami sempat merasa kesal dengan perlakuan petugas imigrasen yang menyuruh kami kesana kemari dengan muka yang seram dan cemberut, tak ada keramahan diwajah para petugas imigrasen Malaysia di Penang.

Setalah menyelesaikan urusan paspor dengan pihak imigrasen Malaysia, beberapa menit kemudian kami ketemu dengan pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Penang. Pak Arby kami sapa dengan hati yang senang dan gembira. Beliau telah menunggu kedatangan kami di bandara.

Kami diajak makan di restoran Bangkok dekat dengan Bandara Pulau Penang, dengan ciri khas makanannya, yaitu nasi tom yam. Setelah makan siang pada jam 16.00 (Waktu Malaysia) kami naik taksi yang telah dipesan oleh konsulat jenderal penang Malaysia.

Dalam perjalanan kami dapat melihat pemandangan yang indah, sedikit berbeda dengan daerah kami, dimana infrastruktur (jalan/jembatan) yang baik, dan bersih merupakan sesuatu yang unik bagi kami. Pada jam 18.00 (waktu Malaysia) kami tiba di perbatasan Malaysia-Thailand.

Setelah kami menyelesaikan proses administrasi dengan pihak imigrasen Malaysia, kami menuju zona bebas (Malaysia-Thailand), kemudian di zona tersebut kami dijemput oleh pak Suwit Binwang (salah seorang staf konsulat Jenderal Republik Indonesia di Songkhla) dengan memakai taksi minimus. Setelah di jemput, kami diantar ke kantor pihak imigrasi Thailand untuk menyelesaikan proses administrasi, disini kami sempat menghabiskan waktu hampir satu jam. Setelah kami menyelesaikan proses administrasi, kami dapat langsung melewati perbatasan dan menginjak kaki di tanah Thailand. Setelah melewati perbatasan, kami berjumpa dengan rombongan dari Medan dan Sumatera Utara yang mempunyai misi sama yaitu mengikuti pelatihan pertanian di Thailand.

Pada pukul 19.30 kami berangkat bersama dengan menggunanakan mobil Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Songklha yang di sopiri langsung oleh Bapak Suwit Binwang, menuju Wisma Konsulat jenderal RI di Songklha, dalam perjalanan kami menghabiskan waktu 2 jam, dan tiba disana pada + pukul 21.30 Waktu Thailand.

Di wisma Konjen RI di Songkhla kami bertemu dengan Bapak Heru Wicaksono (Konsul RI di Songhkla), kami mendapat pengarahan dari beliau terkait dengan pelatihan yang diadakan olehnya. Konsul menyampaikan maksud dan tujuan diadakan pelatihan tersebut. Konsul juga memperkenalkan staf-stafnya kepada kami.

Bapak Heru Wicaksono juga mengucapkan terimakasih telah memenuhi undangan beliau guna memajukan negara dibidang pertanian, serta dapat membawa bekal dan ilmu pengetahuan di Thailand untuk di terapkan diwilayah peserta masing-masing. Kami juag memperkenalkna diri satu persatu, sekaligus memperkenalkan perwakilan dari daerah/lembaga.

Pihak konsulat menyambut baik konsep-konsep pertanian yang telah dijalankan oleh berbagai latar belakang pertanian di daerah perwakilan peserta. Harapan pihak konsul, apa yang telah dilakukan perlu dirtingkat, jangan malah mundur kebelakang.

Dalam pengarahan tersebut, Bapak Konsul menyarankan agar ada salah seorang ketua rombongan, akhirnya kami menunjukkan pak Budiono (Aceh) sebagai kepala suku dan pak Syamsul Sinaga (Medan) sebagai wakil kepala suku rombongan.

Setelah memberikan pengarahan, kami disajikan makanan khas Indonesia, kami pun sudah tidak tahan karena belum makan malam, kami makan sangat lahap. Setelah makan malam, kami disajikan buah-buahan seperti durian ala Thailand. Setelah selesai makan, pada pukul 22.00 waktu setempat, kami langsung menuju ke Universitas Rajamangala Teknologi Srivijaya, di Provinsi Sithammarat, Thailand Selatan.

Dengan memakai minibus yang telah disediakan oleh pihak konsul. dalam perjalanan Menghabiskan waktu 4 jam, kami tiba di Kampus tersebut pada pukul 01.00 dini hari (Waktu Thailand). Kami sempat menunggu pihak manajemen kampus untuk membuka pintu pagar, namun beberapa menit kemudian pihak manajemen kampus datang dan mengarahkan kami ke tempat penginapan dan pelatihan. Tepatnya di gedung Alumni Universitas tersebut. Akhirnya kami bisa istirahat sambil menunggu datangnya fajar.
Hari selasa, tanggal 19 Juli 2011, pukul 08.30 acara seremonial pembukaan dimulai, acara pertama yaitu kata sambutan yang disampaikan oleh ketua panitia pelaksana (dari Universitas Rajamanngala), yang diterjemahkan dan dipandu oleh penerjemah (Bapak Suwit Binwang; Staf Konsul RI di Songkhla) kemudian sambutan dilanjutkan oleh Wakil Presiden Universitas Rajamangala sekaligus membuka acara Pelatihan pertanian secara seremonial.

Setelah sambutan dari Wakil Presiden Universitas, acara dilanjutkan oleh sambutan dari Konsul RI di Songkhla yaitu Bapak Heru Wicaksono. Dari sambutan yang disampaiakan kami sangat termotifasi oleh semangat yang diberikan dalam mengikuti acara pelatihan tersebut. Setelah acara seremonial selesai, kami mengabadikannya dengan foto bersama pihak Universitas dan pihak Konsul RI di Songhkla.

Setelah caffe break, acara dilanjutkan dengan materi pertama yang disampaikan oleh Prof. Vithoon Intamanee. Materi yang dipaparkan terkait informasi seputar kondisi geografi dan demografi Provinsi Sithammarat, Thailand Selatan. Setelah makan siang materi dilanjutkan terkait informasi seputar hasil pertanian buah-buahan di Thailand. Pukul 16.30 (waktu Thailand), Acara selesai.

Hari Rabu, Tanggal 20 Juli 2011, pukul 08.30 kami masuk dengan materi baru dan pemateri yang berbeda, materinya antara lain Orchard Management of Mangoesteen for Quality Production (Manajemen dan Kualitas produksi manggis).

Materi ini memuat informasi seputar hasil produksi manggis yang berkualitas ekspor, juga memuat informasi seputar proses dari pembibitan manggis hingga pemanenan, pada siang hari kami berkunjung kelapangan, yaitu tempat pembibitan (paranet) milik universitas Rajamangala. Disini kami banyak mendapatkan pengetahuan tentang proses pembibitan yang baik, disamping ini Prof. Vithoon Intamanee sebagai pemateri juga memaparkan proses pembibitan yang baik.

Hari kamis, Tanggal 21 Juli 2011, pada pagi hari, kami melanjutkan proses belajar dilapangan dengan materi; Orchard Management of Durian for Quality Production (Proses produksi durian yang berkualitas), oleh Prof. NOP Sakdiset dan Prof. Vithoon Intamanee, juga didampingi oleh Prof. Chaipon Chalampuk, disini kami mendapatkan banyak pengetahuan terkait dengan penanaman durian yang baik, mereka juga menjelaskan proses penanaman, mulai dari jarak tanam, kebutuhan pupuk dan lain-lain.

Sore harinya, pada jam 14.00 kami belajar diruangan, dengan materi : Pest Management of Mangoesteen Production (proses penanganan hama pada produksi manggis). Dengan pemateri, ibu Prof. Tipawan Thongier.

Pemateri menjelaskan seputar informasi penanganan hama pada pohon manggis, disamping itu, beliau juga memperlihatkan obat-obatan yang baik digunakan untuk membasmi hama pada tanaman mannggis, kemudian juga menyampaikan tatacara penanganan hama yang baik. Siang harinya kami belajar diruangan melalui teori yang dipaparkan oleh pemateri yang sama dan materinya juga sama.

Hari Jum’at, Tanggal 22 Juli 2011, pukul 08.30 kami masuk dengan materi baru dan pemateri yang berbeda, materi nya adalah : Diseases Management Of Rambutan Production (tata cara penanganan penyakit pada rambutan) Materi ini memuat informasi seputar pengenalan dan tata cara penanganan penyakit pada rambutan, juga pada pohon lainnya.

Disamping mengunjungi lapangan, kami juga belajar di laboratorium universitas Rajamangala. Disini kami mendapatkan pengetahuan terkait penyakit pada tanaman. Pada hari itu kami belajar penuh di laboratorium.

Hari Sabtu dan minggu, 23-24 Juli 2011, pada pukul 08.30 kami belajar dilapangan, pada lahan rambutan milik petani di dekat universitas Rajamangala, para petani disini mendapat bimbingan langsung dari Pemerintah daerah dan Universitas Rajamangala, kunjungan kami di pandu oleh dinas pertanian setempat beserta guru besar universitas Rajamangala, kami dapat melihat kebun petani yang sangat bersih dan alami, hasil rambutan disini 100% di ekspor ke luar negeri, yaitu ke Jepang, Australia, Singapura, Malaysia, dan negara lainnya termasuk Indonesia.

Pertanian rambutan disini mendapat pengawasan ketat dari pemerintah daerah dan pihak akademisi demi menjaga kualitas hasil produksi yang tinggi sesuai dengan permintaan pasar internasional. Pada hari minggu 24 Juli 2011 kami juga mengunjungi lahan pertanian rambutan milik petani laninnya, disini para petani memaparkan proses penanaman hingga pemanenan. Kami mendapatkan ilmu pengetahun yang sangat berguna, yaitu bagaimana menghasilkan produksi diluar musimnya.

Para petani juga tergabung kedalam kelompok petani yang mendapat bimbingan dari pemerintah daerah dan pihak universitas bekerja sangat tekun guna memajukan hasil pertanian dengan mengedepankan tanggungjawab yang diamanahkan oleh pemerintah dan para akademisi dibidang pertanian.

Hari senin, 25 Juli 2011, pada pukul 08.30 kami masuk ruangan untuk balajar Teori terkait dengan Pengelolaan kebun rambutan dengan hasil produksi yang berkualitas (Orchard Management of Rambutan for Quality Production), pada hari ini, materi diperdalam kembali, yang di paparkan oleh Prof. NOp Sakdiset, materi dipaparkan mulai dari pembibitan yang baik, cara penanganan hama, cara menjaga pohon tidak layu, hingga, tata cara perawatan yang baik. Kami mendapatakn ilmu yang berguna.

Pada prinsipnya, proses pembibitan hamper sama dengan yang dilakukan oleh para petani di Indonesia, hanya saja, mereka bias melakukan rekayasa genetika terhadap tumbuhan, dengan rekayasa genetika, mereka bisa menghasilkan produksi yang berkualitas, buah yang besar dan rasa yang manis dan alami, dan yang terpenting adalah bisa memanen diluar musim panen.[]

Nuruzzahri Bin Usman adalah Staf Lembaga ACDK (Aceh – Denmark) yang sedang berada di Thailand