Jakarta – Enno Lerian tersandung masalah. Gara-gara berani berbikini di film Selimut Berdarah, mantan penyanyi cilik ini dikecam Front Pembela Islam (FPI).

“Dalam film ini ada pemain yang dulu pernah jadi artis cilik, Enno Lerian. Dari artis cilik, kemudian sering memakai jilbab, kini membuka jilbab. Memangnya dia dibayar berapa juta sampai mau memperlihatkan aurat. Ini kan bisa menggugah syahwat penonton dan merusak moral,” kata ketua DPD-FPI DKI Jakarta Habib Salim Umar Alattas, yang ditemui di Baitusalam, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Selasa (20/7/2010).

FPI memprotes Enno berbikini karena khawatir efek dari film tersebut di masyarakat. “Kalian bayangkan, dengan banyak film seperti ini, pemerkosaan banyak di mana-mana. Terakhir kita lihat di Surabaya. Semuanya itu akibat film esek-esek,” tudingnya.

Habib Salim menegaskan bahwa film yang memancing syahwat semacam itu harus diberantas. “Kalau sudah seperti itu kan nantinya akan berbenturan dengan norma masyarakat. Apalagi, dalam waktu dekat ini mau bulan suci Ramadan. Bagaimana coba,” katanya.

Meski memprotes keras, FPI tak mau melakukan sweeping terhadap film ini. “Kita enggak akan sweeping. Kita mau cari yang halal-halal saja. Sebenarnya hari ini kita mau turun langsung ke lapangan, tapi kita ingin mencari data yang kuat. Supaya nanti kita tegur bisa mengena langsung,” bebernya.

Bila nanti apa yang disampaikan FPI tidak mendapat respons dari produser film KK Dheeraj, barulah FPI akan menggelar demonstrasi seperti yang sudah-sudah.

“Nanti kita demo dan datangi ke kantornya dengan massa yang sangat banyak. Tentunya dengan kekuatan massa, seperti ibu-ibu majelis taklim. Pokoknya yang ngikutin kita adalah orang yang beriman,” tandasnya.(*/ozc)