ayam tangkap

ayam tangkap

KELEMBUTAN daging ayam membuat sebagian besar orang menyukainya. Jika ingin merasakan kenikmatan berbeda dari daging ayam, Anda patut mencoba ayam tangkap khas Aceh.

Ayam tangkap kadang disebut sebagai ayam sampah. Julukan tersebut diberikan saat ayam goreng disajikan bersama daun khas Aceh, yakni daun kemurui, sebagai pemberi aroma.

Ayam tangkap banyak dijumpai di Banda Aceh, tepatnya di daerah Blang Bintang, Aceh Besar. Dari sanalah menu ayam tangkap pertama muncul. Hmmm… Bagi warga Aceh di Jakarta tak mungkin pulang kampung untuk menikamati ayam tangkap, resto ayam tangkap Blang Bintang di kawasan KH. Ahmad Dahlan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menyediakannya.

Membuat ayam tangkap ternyata tak sesulit yang dibayangkan. Bahan-bahan yang digunakan hanya bawang putih, ketumbar, cabai kering, garam, dan jeruk nipis.

Semua bumbu dihaluskan. Khusus cabai kering, jika malas membeli Anda bisa membuatnya di rumah. Caranya, cabai segar direbus sampai mendekati matang kemudian angkat dan saring. Diamkan hingga dingin, lalu jemur selama dua hari dalam kondisi sinar matahari benar-benar terik.

“Bumbunya dihaluskan, kemudian dilumuri pada daging ayam yang sudah dipotong-potong sesuai selera, biarkan selama tiga jam,” kata Cut Rosmiati, pemilik resto ayam tangkap Blang Bintang, seperti yang diberitakan Okezone.

Proses pendiaman selama tiga jam dilakukan agar bumbu meresap sempurna. Jika sudah, goreng ayam dengan memakai minyak panas, dan pastikan ayam terendam di dalamnya.

“Kalau minyaknya hanya sedikit, maka proses pemasakannya kurang optimal. Rasa pun jadi berubah,” tambahnya.

Bila hampir mendekati matang, barulah daun kemurui dimasukkan. Untuk ukuran satu ekor ayam, gunakan dua genggaman daun kemurui. Masak hingga mengeluarkan aroma wangi.

“Jika daun kemurui diberi terlebih dahulu, maka aroma khasnya tidak akan keluar, yang terjadi adalah daun cepat gosong sementara daging ayam lebih tebal ketimbang daun kemurui,” tutupnya.(okz)