Jakarta — Selain metode ‘papsmear’, Inspeksi Visual Asam-asetat (IVA) dapat menjadi alternatif cara mendeteksi dini kanker serviks secara cepat dan cukup akurat, kata dokter spesialis kandungan dari Divisi Obstetri Ginekologi Sosial FKUI-RSCM, dr. Arietta Pusponegoro, SpOG.

Bila papsmear membutuhkan waktu hingga lebih dari satu hari, maka IVA hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit, ungkap Arietta usai menjadi pembicara pada seminar kesehatan di gedung Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat (13/07).

“IVA sangat efektif dilakukan di daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau oleh ‘papsmear’. Oleh sebab itu IVA menjadi bagian dari skrining kanker serviks karena bersifat menyeluruh,” kata Arietta.

Tata laksana IVA tergolong cepat dan mudah. Larutan yang mengandung asam asetat 25 persen, akan disemprotkan pada mulut rahim. Tunggu satu menit, lalu dilihat apakah ada epitel berwarna putih pada mulut rahim, kata Arietta.

“Orang yang terlatih, seperti bidan atau dokter, dapat melihat apakah lesi itu merupakan positif kanker atau bukan,” ujar dia.

Karena metode IVA tergolong cepat dan sangat mudah dilakukan, maka layanan IVA jauh lebih mudah didapatkan oleh kaum perempuan.

“Tidak perlu ke rumah sakit besar, IVA kini dengan mudah bisa dilakukan di puskesmas dan dokter umum,” ungkap Arietta. (ant)