Lhokseumawe – Mobil operasional karyawan PT Rayate, perusahaan jasa pemasangan instalasi jaringan komunikasi asal Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, yang dirampas dua orang tak dikenal ditemukan di kawasan Ulee Blang, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara.

Mobil Kijang Inova merah meron itu dirampas Senin (19/7/210) malam dan ditemukan dalam kondisi rusak, Selasa (20/7/2010) sore. Selain plat atau nomor polisi depan belakang sudah tidak ada lagi, sejumlah peralatan kerja teknisi PT Rayate hilang.

“Seorang warga Ulee Blang melaporkan kepada Dan Pos Ramil Pirak Timu kemarin (Selasa-red) sekitar pukul 16.30 WIB, bahwa dia melihat mobil mencurigakan di kebun yang dipenuhi semak belukar.”

“Setelah ditelusuri ke lokasi, ternyata benar ada Kijang Inova tanpa plat dalam keadaan tertutup dedaunan,” kata Dandim 0103 Aceh Utara Letkol Inf Taufan Akridal melalui Pasi Intel Kapten Inf Aris NL, Rabu (21/7/2010).

Menurut Aris, mobil tersebut baru berhasil ditarik oleh Dan Pos Ramil Pirak Timu Lettu Arm Anas Salamuddin dibantu warga Ulee Blang ke ibu kota kecamatan itu, Selasa sekitar pukul 21.00 WIB.

Setelah diamankan sementara ke Makodim Aceh Utara, kata dia, mobil itu diserahkan ke pihak kepolisian setempat, Rabu kemarin. “Jadi kami hanya membantu menarik mobil itu atas permintaan warga, lalu menyerahkan ke polisi,” katanya.

Beli Nasi

Mardi, 38, karyawan PT Rayate, mengatakan, perampasan mobil terjadi di kawasan Matangkuli, Aceh Utara. “Pada Senin (19/7), kami empat orang teknisi datang ke Tanjong Drien, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, untuk memasang instalasi jaringan komunikasi.

“Karena pekerjaan belum selesai, kami menginap di rumah rumah warga setempat. Sekitar pukul 19.30 WIB saat kami sedang makan, tiba-tiba datang dua warga meminta pinjam mobil dengan alasan beli nasi,” kata Mardi saat ditemui di Lhokseumawe, kemarin.

Karena mobil itu milik perusahaan, kata Mardi, ketua tim teknisi PT Rayate, Rahmad, 35, menjelaskan dia tidak berani meminjamkannya kepada orang lain.

“Kalau untuk keperluan beli nasi, boleh kami bantu antar. Lalu, saya dan Rahmad bersama dua orang itu pergi dengan mobil membeli nasi mereka. Dalam perjalanan, dua orang itu mengaku dari intel. Logat bahasanya bisa dikenali, mereka warga lokal,” kata Mardi.

Sesampai di kawasan Parang Sikureung, Kecamatan Matangkuli, mobil berhenti untuk membeli nasi dua orang itu. Selanjutnya, seorang OTK tersebut meminta pinjam mobil untuk pergi ke rumah rekannya guna mengambil sesuatu.

“Saya dan Rahmad disuruh menunggu di lokasi itu bersama salah seorang temannya. Katanya hanya 15 menit. Karena saya lihat Rahmad sudah turun dari mobil, saya pun ikut turun.”

“Di mobil tinggal seorang OTK. Tiba-tiba, salah satu dari OTK itu yang sebelumnya sudah turun, langsung duduk di balik kemudi dan tancap gas,” kata Mardi.

Setelah menunggu tiga jam, ternyata dua OTK itu belum juga kembali ke lokasi itu. Mardi dan temannya langsung melaporan ke Mapolsek Matangkuli.

Berikutnya, personel Polsek menganjurkan agar hal itu dilaporkan ke Mapolres Aceh Utara. “Malam itu juga kami melapor ke Polres Aceh Utara. Kemudian, kami mendapat kabar mobil sudah ditemukan. Setelah kami lihat, ternyata platnya BK 1189 GW tidak ada lagi,” katanya.

Beberapa peralatan, kata Mardi, juga sudah hilang. Di antaranya, tali penyambung dan penahan keseimbangan, seperangkat obeng, cok sambung, mesin bor, katrol, dan lainnya.(*/ha/nsy)