KABAR hangat menjelang penawaran saham (IPO) perdana akhir tahun ini membuat Twitter lakukan terobosan terbaru. Situs microblogging yang populer dengan “kicauan” telah meluncurkan fitur waspada bencana di Amerika Serikat yang dikenal dengan nama Twitter Alerts.
Program ini memungkinkan penggunanya memperoleh pemberitahuan teraktual tentang prediksi atau berita bencana, langsung dari badan terkait.
Di negeri paman sam, sejumlah organisasi sudah bekerja sama dengan Twitter, termasuk Palang Merah Amerika, sejumlah lembaga manajemen bencana, dan Departemen Pemadam Kebakaran New York.
Peringatan yang nantinya dikeluarkan, termasuk prakiraan dan kasus bencana alam, ledakan atau insiden terorisme. Pemilik akun tidak akan secara otomatis mendapatkan peringatan tersebut, melainkan harus mendaftar terlebih dahulu. Misalnya, pemilik akun dapat mendaftar pada FEMA di https://twitter.com/fema/alerts dan Palang Merah AS https://twitter.com/redcross/alerts. Pendaftar dalam program ini akan mendapatkan peringatan situasi bencana sekitar.
Organisasi terkait akan memperoleh akun khusus dari Twitter dan diperbolehkan mengirim “kicau” berita terbaru dengan tag “Twitter Alerts”. Tweet kemudian akan dikirimkan ke pelanggan mereka melalui push notification atau pesan teks.
“Selain dapat mengirimkan langsung kepada pemilik ponsel, Twitter Alerts juga dirancang untuk menarik perhatian, berbeda dari “kicau” lain dalam linimasa Anda dan aplikasi mobile Twitter,” jelas Twitter di situsnya.
Sebuah layanan sejenis, pernah digunakan untuk menginformasikan updating paska bencana gempa dan tsunami di Jepang tahun 2011 lalu, kata Twitter.
Paska Bom Boston April lalu, Departemen Kepolisian Boston menggunakan Twitter untuk menginformasikan warga kota tentang status perburuan pelaku. Jenis kegiatan inilah yang sedang dikembangkan Twitter lewat Program Waspada.
Program ini akan diperkenalkan ke penggunanya di Amerika Serikat, Jepang dan Korea; sebelum jangkauannya diperluas ke negara-negara lain.
Craig Fugate, juru bicara Federal Emergency Management Agency (FEMA), mengatakan layanan ini bakal menjadi ujung tombak penanggulangan bencana di era smartphone.
“Hari ini kita memiliki jalan dua arah – warga diberitahu tentang bahaya bencana secara real time dan otoritas terkait menerima umpan balik dari lokasi (dari pengguna Twitter) setelah bencana,” kata Fugate dalam sebuah pernyataan.
Lalu, bagaimana dengan negara Indonesia yang juga rentan terhadap bencana seperti gempa bumi, banjir, dan lainnya? Semoga saja akan segara memanfaatkan fitur ini dari Twitter. (*/sm)
Belum ada komentar