Jakarta — Keresahan sutradara Andibachtiar Yusuf terhadap prestasi sepakbola Indonesia yang semakin terpuruk mendorongnya membuat film “Hari Ini Pasti Menang”.

Bukannya menyajikan rangkuman kegagalan timnas Indonesia dalam berbagai laga, namun Ucup, begitu ia akrab disapa, justru menggambarkan sepakbola Indonesia naik panggung Piala Dunia 2014 dan menjadi top skor.

“Ide awal lahir dari kecemasan soal sepakbola Indonesia karena sudah tidak ada harapan lagi, makanya saya bikin filmnya,” kaya Ucup saat jumpa pers di Jakarta, Senin (30/07) malam tadi.

“Sampai anak saya punya cucu tiga juga tidak akan timnas Indonesia maju ke Piala Dunia. Kalau tidak terjadi di dunia nyata, jadinya saya buat lewat film saja,” tambahnya.

Menurut Ucup, awal tercetus membuat film yang rencananya dirilis pada 20 Desember mendatang itu muncul dari khayalannya yang akhirnya diwujudkan dengan membuat film tersebut.

“Ini awalnya dari mimpi, dari mengkhayal, akhirnya bikin dunia yang di situ ada Gabriel Omar. Dari situ sekalian saja kami filmkan,” jelas Ucup

Tidak hanya itu, ia juga membuat “dunia baru” di mana karakter tokoh utama, Gabriel Omar Baskoro (Zendhy Zain) dibuatkan akun Twitter dan Facebook seolah-olah tokoh itu nyata. Serta dibuat komik dan juga novel.

Bersama dengan produser Mega Setiawati Widjaja, Ucup memulai proses pembuatan film dari tahun 2011 dan memulai syuting pada Maret 2012. Film tersebut mengambil lokasi syuting di Jakarta, Jogjakarta, dan Solo, 30 syuting sehari, 300 footages, dan 3.000 peran pembantu.

Film tersebut berkisah tentang situasi persepakbolaan di Indonesia alternatif tahun 2014 yang penuh dengan intrik melibatkan pahlawan sepakbola yang sukses, Gabriel Omar Baskoro.

“Pesan sih optimisme saja, ngasih kebahagiaan untuk penonton,” ujarnya.

Film tersebut didukung oleh akting dari Mathias Muchus, Ray Sahetapy, Tika Putri, dan Ramon Tungka.

“Mudah-mudahan film ini bisa memberikan makna, karena tidak hanya soal bola tetapi dibalik bola ada dunia politik, ekonomi, persaingan, nasionalis semua bertumpuk di situ,” kata Ray Sahetapy. (ant)