Biji nangka (vnreading.net)

Biji nangka (vnreading.net)KANKER kolon atau kanker usus adalah penyebab kematian kedua di dunia. Faktor risiko yang berhubungan erat dengan kanker usus adalah gaya hidup, yaitu pola makan, berat badan, dan aktivitas fisik.

Risiko terkena kanker usus dapat diturunkan dengan cara meningkatkan konsumsi serat makanan, termasuk prebiotik dan probiotik. Susu fermentasi, salah satu produk prebiotik dan probiotik (sinbiotik) yang dikenal masyarakat.

Umi Kartika Safitri, mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Fateta IPB) dalam penelitiannya di bawah bimbingan Prof Dr Winiati Puji Rahayu, menemukan kandungan dalam biji nangka dapat menangkal kanker usus.

Umi Kartika Safitri menjelaskan di Humas IPB Darmaga, Selasa (10/12), biji nangka termasuk bahan pangan yang belum banyak dimanfaatkan masyarakat. Umumnya, biji nangka dianggap limbah dan tidak dimanfaatkan lebih lanjut. Jika ada yang memanfaatkannya, biasanya hanya direbus atau dibakar.

Biji nangka berpotensi sebagai prebiotik karena mengandung polisakarida dan oligosakarida yang tidak dapat dicerna enzim pencernaan. Biji nangka mampu menstimulasi pertumbuhan bakteri lactobacillus.

Kandungan biji nangka ini, kata Umi, ada di dalam minuman susu fermentasi sinbiotik. Susu fermentasi ini menggunakan dua jenis bakteri asam laktat, yaitu lactobacillus plantarum dan lactobacillus brevis.

Biji nangka dapat diolah menjadi tambahan susu fermentasi sinbiotik untuk meningkatkan daya guna, daya simpan, dan nilai ekonomisnya.

Susu hasil fermentasi kaya bakteri asam laktat memiliki efek positif bagi kesehatan. Ini karena dapat menghambat beberapa spesies bakteri patogen, seperti salmonela, listeria, dan klostridium.

Selain itu, susu fermentasi yang mengandung bakteri asam laktat mampu meningkatkan kerja enzim galaktosidase. Bakteri ini mempermudah pencernaan laktosa usus, meningkatkan kualitas gizi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah kanker, dan mengatasi diare.

Biji Nangka Dicuci

Sebelum dibuat tepung, biji nangka dicuci untuk menghilangkan kotoran. Biji nangka lalu direbus dalam suhu 90 derajat Celsius selama sepuluh menit menggunakan steam jacket.

Ini untuk menghilangkan lendir dan mempermudah pelepasan kulitnya. Setelah itu, biji nangka dipisahkan dari kulit yang masih menempel menggunakan abrassive peeler. Biji nangka kemudian diiris menggunakan pengiris menjadi bagian-bagian kecil untuk memudahkan pengeringan.

Pengeringan dilakukan pada suhu 60 derajat Celsius selama empat jam. Pengeringan ini untuk mengurangi kadar air dalam biji nangka sehingga mempermudah penggilingan.

Selanjutnya, dilakukan penggilingan dengan disc mill dengan ukuran 60 mes, kemudian diayak dengan ukuran 100 mes agar tekstur produk akhir tidak berpasir. Rendemen yang diperoleh dari proses tersebut adalah 9,66 persen.

Pembuatan Minuman

Tahap selanjutnya adalah pembuatan minuman sinbiotik yang diawali dengan penyiapan kultur starter. Bakteri yang digunakan adalah lactobacillus plantarum yang bersifat homofermentatif dan lactobacillus brevis yang bersifat heterofermentatif.

Pembuatan minuman sinbiotik dilakukan dengan membuat delapan formula. Hasil analisis menunjukkan, terdapat perbedaan signifikan antara kontrol (formula yang tidak ditambah tepung biji nangka) dengan formula yang ditambah tepung biji nangka.

Hal tersebut menunjukkan, penambahan tepung biji nangka pada pembuatan minuman sinbiotik meningkatkan jumlah bakteri asam laktat (BAL) pada produk akhir, baik pada jenis bakteri lactobacillus plantarum maupun lactobacillus brevis.

Penambahan tepung biji nangka, pada penelitian ini, terbukti dapat meningkatkan total BAL sebanyak satu log sehingga tepung biji nangka dapat disebut sebagai prebiotik. Peningkatan total BAL tersebut diduga karena adanya tambahan nutrisi, seperti protein, lemak, dan serat pangan yang terkandung pada tepung biji nangka.

Serat pangan total yang terkandung pada tepung biji nangka sebesar 24,87 persen. Selama fermentasi, BAL memanfaatkan nutrisi untuk pertumbuhan dan biosintesis sel. Aktivitas utama bakteri asam laktat adalah mendegradasi karbohidrat untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk sintesis biomassa.

Umi mengatakan, peneliti terdahulu menjelaskan jenis produk prebiotik dan probiotik pada penelitian hewan percobaan. Penelitian ini menunjukkan adanya efek antikarsinogenik kanker usus sehingga dapat menurunkan risiko kanker usus.

Selain itu, penelitian pada hewan percobaan menunjukkan, bakteri probiotik lactobacillus dan bifidobacterium dapat menurunkan jumlah crypt foci abnormal, suatu penanda untuk risiko berkembangnya kanker usus.

Di samping itu, risiko terkena kanker usus dapat diturunkan dengan cara peningkatan konsumsi serat makanan (termasuk prebiotik) dan probiotik. Berdasarkan hasil penelitian in vivo dan in vitro sebelumnya, terdapat aktivitas antitumor dari susu fermentasi probiotik pada kanker usus.

Selain itu, hasil penelitian Darmansyah (2003) menunjukkan, susu fermentasi probiotik mampu menghambat pertumbuhan sel kanker (K-562). Didukung teori tersebut, formula terpilih pada penelitian ini berpeluang dijadikan produk alternatif untuk mencegah kanker usus di Indonesia. (shnews.co)