UMAT Muslim seluruh dunia tampaknya tidak ingin melewatkan bulan Ramadhan dengan sia-sia. Beberapa umat Muslim di seluruh dunia mengurangi porsi penggunaan media sosial, seperti Facebook dan Twitter, agar mereka lebih berkosentrasi beribadah.
Saud Inam, seorang wanita Muslim yang tinggal di Atlanta, AS, mengatakan, “saya ingin melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan ibadah di bulan Ramadhan, saya rasa pemberitaan lewat media sosial terlalu berlebihan.”
Seorang ulama di Detroit, AS, Dawud Walid, mengatakan pada Huffington Post bahwa ia akan mengurangi jumlah tweet pada akun Twitternya, “menurut saya media sosial lebih cocok untuk bercakap-cakap, bergosip, dan membincangkan sesuatu, saya harus berkosentrasi untuk membaca Al-quran.”
Namun, beberapa Muslim lainnya mengatakan bahwa media sosial lebih difungsikan untuk mencari ilmu tentang Islam dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
Profesor urusan Agama dan Sosial di Universitas Al-Azhar, Abdul Ghani Hindi, mengatakan “saya menggunakan Twitter untuk berbagi ilmu tentang keislaman, namun saya akan berhenti menge-tweet saat sholat tarawih dan membaca Al-quran.”
Hussein Rashid, seorang profesor Islam dari Hofstra University mengatakan,”kebanyakan Muslim muda menggunakan Twitter untuk berbagi ilmu keislaman, jumlahnya hampir 35% hingga 40%.”
Menurut Hindi, banyaknya aplikasi dan platform yang menawarkan layanan bulan Ramadhan akan mempermudah umat Muslim mengerti tentang keislaman dan ayat-ayat Al-quran.
“Tapi jangan sampai cara ini malah membuat khotbah di masjid jadi kurang menarik,” katanya.
Arab Social Media melaporkan bahwa sekitar 60% umat Muslim di Arab Saudi menggunakan aplikasi smartphone untuk menuangkan ide atau suara mereka selama bulan Ramadhan. (pelitaonline.com)
Belum ada komentar