SITUS penyedia jejaring sosial Facebook sempat dikabarkan akan mengenakan biaya keanggotaan bagi penggunanya sebesar US$2,99 per bulannya atau setara Rp 32.890 dengan kurs Rp 11.000 /US$ mulai 1 November mendatang.

Pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg mengaku cukup sulit untuk memutuskan hal ini. “Setelah berfikir panjang dan keras atas hal ini. Kami memutuskan untuk mengenakan biaya bulanan,” tulis nationalreport.net, Selasa (23/9/2014) kemarin.

Tapi dengan pertimbangan kini facebook telah menjadi perusahaan publik dan penggunanya mencapai 1,3 miliar per Agustus tahun ini. Ini menjadi beban tersendiri.

“Jika kami tidak mengenakan biaya ini, Facebook menanggung beban untuk tahun mendatang,” jelasnya.

Sementara itu, juru bicara CNN Paul Horner dalam wawancaranya dengan CNN kembali menegaskan bertambahnya ratusan ribu pengguna tiap harinya kian membebani Facebook. Sementara pemasukan dari iklan tak sebanding.

Meski demikian, Facebook pun memberikan pilihan layanan tak berbayar. “Kami tidak ingin pengguna kemudian menghapus keanggotaany karena tidak sanggup atau enggan membayar biaya bulanan,” ujar Horner.

Rumor yang bermunculan dari situs berita satir Nationalreport.net juga ditanggapi oleh situs lainnya yang menjelaskan isinya tersebut adalah palsu (hoax). “Nationalreport adalah situs berita satir yang memuat berita palsu,” tulis The Economic Time, Selasa (23/9/2014)

Sementara itu, terkait berita hoax ini pihak Facebook tengah berusaha untuk memerangi berita palsu semacam ini. Facebook pun akan menandai situs-situs berita satir.[]