Sekumpulan makhluk mengerikan (berkostum seperti jilbab/jubah bewarna hitam, bahagian bawah dagu dibiarkan terbuka memanjang ke bawah hingga melewati batas lutut dan wajah mereka ditutup topeng warna merah, berbeda dengan kostum Pimpinannya dia tanpa topeng namun jubah jilbabnya di tambah dengan kain penutup wajah hanya ada dua bolongan untuk mata dan satu lagi untuk hidung, semua serba hitam) duduk melingkari altar, kecuali pimpinan.

[dropcap]I[/dropcap]tulah sebagian dari pembukaan ini novel yang berjudul “13th Room”, novel yang digarap oleh Deddi Iswanto Ibrahim atau dikenal nama pena Dedy Ibrajoem Moesa ini merupakan kumpulan dari script film yang menceritakan kembali tentang perjalanan dua mahasiswa tingkat akhir jurusan televisi disebuah kampus di Jogja untuk membuat sebuah karya akhir sebagai syarat kelulusan.

Novel yang mengangkat tokoh Rima dan Djodi ini lebih banyak menceritakan kisah mereka saat meliput dan mencari berbagai sumber tentang hotel-hotel yang mempunyai nomor kamar 13, yang konon dipercayai oleh masyarakat sebagai angka spesial untuk ‘Nyai’.

Cerita beraroma mistik pun sangat kental dari beberapa sequence yang ada dalam novel fiksi ini. Teror-teror dalam mimpi juga menghantui kisah perjalanan dua mahasiswa tingkat akhir tersebut dalam menyelesaikan videonya.

Mau tahu lebih lanjut tentang isi novel tersebut, jangan lupa datang saja pada acara launching novel “13th Room” tanggal 8 Agustus mendatang pukul 9.30 WIB di Australian Corner (KIES Aceh) Komplek Dolog, Tanjung Indah, Banda Aceh. (*/red)