Meulaboh — Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, akan memberikan jaminan pelayanan maksimal dan kemudahan bagi investor atau pengusaha yang berinvestasi di wilayah itu.

Asisten II Pemkab Aceh Barat Hasan Abdullah di Meulaboh, Senin (24/12) mengatakan, upaya tersebut bertujuan mendorong sebanyak-banyaknya investor berdatangan untuk menggarap hasil alam terkandung di wilayah itu.

“Kiat-kiat dari pemda sendiri pertama memberikan kemudahan-kemudahan bagi pengusaha yang masuk, kemudian keamanan dan ketertiban usaha di wilayah ini akan di bangun sebaik-baiknya,” katanya meyakinkan.

Kata dia dalam waktu relatif singkat 2013 ke depan, sejumlah pengusaha akan berdatangan ke wilayah dijuluki “Bumi Teuku Umar” itu menggarap sektor hak guna usaha (HGU) perkebunan dan pertambangan.

Fokus dalam sektor perkebunan adalah komoditas kompetensi inti tanaman karet dan kelapa sawit kemudian sektor pertambangan batu bara dan tambang emas di sejumlah kecamatan pedalaman.

Ia optimis, apabila pengusaha sudah banyak berdatangan akan lebih cepat menekan angka pengangguran dan kemiskinan di wilayah itu, disisi lain juga akan memberikan kemandirian ekonomi bagi masyarakat pelaku usaha dengan bentuk bagi hasil.

“Kita sangat berharap tenaga kerja yang nanti bekerja pada investor merupakan putra daerah, dapat menampung tenaga lokal minimal 70-30 persen atau 50-50 persen,” imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan, yang sudah dipastikan pada awal 2013 dua investor sudah melayani pengolahan bahan baku karet mentah, yakni membangun pabrik pengolahan di dua kecamatan berbeda yang menjadi sentra produksi karet.

Perusahaan tersebut yakni PT Sari Inti Rakyat (SIR) di Kecamatan Panton Reu dan PT Potensi Bumi Sakti (PBS) di Woyla Barat, kedua perusahaan besar tersebut bergerak di bidang perkebunan karet.

Ia juga mengatakan, Pemkab Aceh Barat sudah sangat mengidam-idamkan kedatangan investor asing, salah satunya Thailand yang sudah awal menjajaki kerja sama dengan pemda.

“Saat ini yang ada di Aceh Barat investor dalam negeri, sedangkan investor asing Thailand sampai hari ini belum ada kabar kapan dimulai usaha mereka itu,” katanya menambahkan. (ant)