Kepolisian Indonesia akan merazia senjata api di di Aceh, menyusul lima orang tewas dalam penembakan yang terjadi di tiga tempat, pada akhir pekan lalu. Senjata api itu diduga merupakan sisa masa konflik di wilayah itu.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengatakan penyerahan senjata api sudah dilakukan pasca penandatanganan perjanjian damai Aceh, tetapi, dia memperkirakan masih banyak senjata api yang masih beredar di masyarakat.

“Diduga masih banyak yang beredar, tetapi jumlahnya tidak diketahui,” kata dia.

Razia senjata api sudah dilakukan oleh Kepolisian Aceh beberapa kali, salah satunya awal Desember lalu, setelah penembakan terhadap pekerja perkebunan kelapa sawit.

Sementara itu, humas Polda Aceh Gustav Leo mengatakan sepanjang 2011 terjadi 40 kasus kekerasan dan 26 di antaranya telah diungkap dan sebagian besar menggunakan senjata api.

Sepanjang 2011, menurut, polisi telah menyita 44 pucuk senjata -laras panjang dan genggam- granat pelontar dan hampir 7.000 amunisi aktif. Gustav mengatakan sejak penandatanganan perjanjian perdamaian Aceh yang diikuti dengan penyerahan senjata, masih banyak senjata yang beredar di kalangan masyarakat.

“Masih banyak senjata yang beredar. Ini terbukti dengan partisipasi masyarakat yang bersedia menyerahkan senjata,” kata Gustav.

Sebelumnya, sekitar 830 senjata api milik mantan GAM sudah dimusnahkan sesuai dengan perjanjian damai yang ditandatangani di Helsinki 2005 lalu.

Penembakan terjadi di Kabupaten Bireuen Sabtu (31/12) malam, dilakukan oleh pelaku yang menggunakan sepeda motor dan membawa senjata jenis AK 47.
Peristiwa itu menyebabkan tiga orang pekerja galian kabel milik PT. Telkom, yaitu Sunyoto dan Suparno asal Jember, dan Daud asal Banyuwangi Jawa Timur.

Menurut Gustav sasaran penembakan dalam di Bireuen dan di Aceh utara adalah para pendatang.

“Kejadian di Bireuen para korban adalah pekerja pendatang yang menggali kabel milik PT. Telkom dan di Aceh Utara adalah warga transmigrasi yang sudah lama tinggal di situ,” kata Gustav Leo kepada BBC Indonesia.

Penembakan di Aceh Utara terjadi pada hari tahun baru Minggu (01/01) sementara kejadian di Bireuen satu hari sebelumnya. Sabtu (31/12) penembakan terjadi di Banda Aceh, namun menurut Gustav, kejadian itu masalah pribadi.

“Motifnya masih kita pelajari dan dikembangkan berdasarkan saksi yang tengah diperiksa,” kata Gustav.(bbc)