Banda Aceh – Kepala Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh, Dwi Putrasyah mengatakan, pihaknya selama ini pihaknya kerap mendapat ancaman dari orang-orang tertentu pasca gencarnya razia di tempat-tempat yang diduga kerap terjadinya maksiat.

“Hampir setiap hari ada saja ancaman yang kami terima,” kata Dwi, Kamis (13/5/2010).  Dia menyebutkan, ancaman yang diterima anggota WH Kota Banda Aceh, mulai akan ditabrak, hingga ditembak.

Disisi lain, dia menyebutkan, beberapa tempat yang diduga sering dijadikan tempat maksiat adalah: Pantai Ulee Lheu dan di ‘Tepi Kali’ yang diduga sering dijadikan tempat transaksi jual beli miras.

“Soal membuka usaha di malam hari di Pantai Ulee Lheue itu bukan kewenangan kami. Itu adalah hak camat, geucik dan masyarat setempat. Tugas WH hanya mengawasi tempat-tempat yang kerap dijadikan ajang untuk berbuat maksiat,” ungkapnya.

Dwi menambahkan, tidak hanya di tempat-tempat wisata saja, sejumlah salon dan hotel diduga menjadi tempat yang ‘empuk’ untuk berbuat maksiat. “Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, saat melakukan Razia bagi pelanggar syariat Islam di malam hari, WH sekarang dibantu oleh sejumlah anggota polisi maupun TNI atau warga sekitar,” imbuhnya.(*/ha/car)