Nibong – Puluhan ibu rumah tangga asal Desa Nibong Baroh, Kecamatan Nibong, Aceh Utara, Senin (23/3/2010) mulai pukul 08.05 WIB– 12.15 WIB, melakukan unjukrasa ke Cluster II Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI). Demo itu dipicu akibat kurangnya perhatian dari pihak proyek raksasa itu kepada masyarakat desa di kawasan setempat.

Puluhan IRT memadati pintu pagar Cluster II untuk menyampaikan aspirasinya agar EMOI memperhatikan nasib warga setempat. Mereka menempel sejumlah poster di pagar yang bertuliskan, “Mohon perhatian Exxon untuk kami warga Nibong Baroh.” Ada juga poster lainnya, “Kami masyarakat miskin butuh perhatian Exxon.”

Tidak hanya itu, karena teriknya matahari, ibu-ibu rumah tangga itu terpaksa memasang tenda persis di depan pintu pagar. Namun sayang, tak lama berselang, barisan demo dibubarkan aparat Polsek Nibong dan Brimob Pamprovit dengan dalih tidak ada izin. Tapi, mereka sempat berjanji akan menjembatani para IRT itu untuk menemui pihak Humas EMOI.

“Selama puluhan tahun beroperasi, tidak lebih dari sekali perhatian yang kami terima. Itu pun tahun 1999 silam. Itu juga baru direalisasikan setelah adanya aksi unjuk rasa. Saat itu, pihak Exxon juga berjanji akan memberikan bantuan kepada setiap kepala keluarga (KK) setiap tahun dengan anggaran Rp2,5 juta. Namun, hingga 2010 ini, belum ada bantuan yang mengalir,” kata Nuraini, 42, seorang pengunjuk rasa.

Dia menambahkan, selama ini pihak Exxon tidak pernah memberi kesempatan kerja bagi warga sekitar. Padahal, di seputaran Exxon angka penganggurannya sangat tinggi. ”Mengapa pihak Exxon hanya menerima karyawan atau buruh dari luar daerah saja. Sementara yang merasakan imbas (bising, Red) dari pengoperasian proyek itu adalah warga sekitar. Belum lagi limbah yang dibuang melalui saluran juga ikut mempengaruhi air sumur warga,” papar Nuraini.

“Informasi yang kami terima, warga di Kecamatan Syamtalira Aron selalu mendapat perhatian lebih dari pihak Exxon, baik untuk balita dan juga untuk anak yatim. Tapi, kami tidak pernah merasakannya, padahal hasil gas yang dikeruk ada di dalam isi bumi tempat lahir kami,” tukasnya. Nuraini mengaku kesal dengan sikap pihak kepolisian yang seolah menutup akses pertemuan antara pihak Exxon dengan warga.

Kapolres Aceh Utara, AKBP Drs Herman Sikumbang, melalui Kapolsek Nibong Ipda Junaidi menyebutkan, pihaknya tidak melarang warga untuk menyampaikan unek– uneknya. ”Tidak ada pemberitahuan awal kepada pihak kepolisian terkait aksi demo, dan itu menyalahi aturan,” pungkasnya.(8/ha/zfl)