Biecoffee the Atjeh Coffee
Biji Kopi arabika Peabery (Foto M Iqbal)
Biji Kopi Arabica Peabery (Foto M Iqbal)

MENTERI Perindustrian MS Hidayat menyayangkan statistik perdagangan kopi Indonesia. Ekspor kopi tahun lalu mengalami penurunan tajam di mana impor kopi justru naik signifikan.

Berdasarkan data pihaknya, ekspor produk kopi olahan pada 2013 mencapai USD 243,87 juta atau menurun 24,41 persen dibandingkan 2012 mencapai USD 322,62 juta. Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi.

“Ini tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Filipina, Malaysia, Singapura, RRC dan Uni Emirat Arab,” ucap Hidayat di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Di periode sama, impor produk kopi olahan malah naik signifikan. Impor kopi olahan mencapai USD 71,19 juta pada 2012 dan angka ini terus naik menjadi USD 81,88 juta pada 2013 atau naik 15,01 persen. Impor terbesar dialami produk kopi instan di mana disinyalir adalah produk bermutu rendah.

“Permasalahan yang masih dihadapi dalam pengembangan industri pengolahan kopi antara lain produksi biji kopi yang cenderung stagnan, makin meningkatnya impor biji kualitas rendah, kualitas dan desain kemasan masih sederhana untuk industri kecil dan menengah,” tegas Hidayat.

Hidayat menyebut perkembangan industri kopi dalam negeri berprospek cerah. Hal ini mengingat konsumsi kopi masyarakat Indonesia rata-rata baru mencapai 1,2 kilogram (Kg) per kapita per tahun.

“Ini jauh di bawah negara negara pengimpor kopi seperti USA 4,3 kg, Jepang 3,4 kg, Austria 7,6 kg, Belgia 8,0 kg, Norwegia 10,6 kg dan Finlandia 11,4 kg per kapita per tahun,” tutupnya. (merdeka)