Medan — Nuzulul Quran dapat diartikan bagaimana membumikan Alquran di tengah-tengah umat dan dunia. Lebih dari itu, Alquran diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengubah peradaban umat Islam.

“Umat Islam seharusnya bisa menjadikan Alquran sebagai panduan yang tak habis digerus zaman.Dengan begitu,barulah bisa terwujud perubahan peradaban umat,” ujar Dr Azhari Akmal Tarigan,dalam peringatan Nuzulul Quran di Masjid Raya Aceh Sepakat, kemarin.

Hadir dalam peringatan itu, Ketua Umum Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Unsyiah Banda Aceh Gus Irawan Pasaribu.

Akmal Tarigan mengatakan, sayangnya bangsa asing sudah mulai menjadikan Alquran sebagai sumber referensi dan perubahan peradaban. Misalnya dalam hal komunikasi dengan bayi dalam rahim. Menurut Tarigan, Allah SWT sudah menyatakan dalam Alquran bahwa kemampuan janin berkomunikasi dimulai dari pendengaran sekitar usia 30 pekan.

“Makanya orang Barat itu meneliti bahwa janin berusia 30 minggu sudah bisa diberi pendidikan prakelahiran,” bebernya.

Akmal Tarigan menambahkan, Alquran turun secara bertahap selama lebih kurang 22 tahun. Hal itu karena kemampuan orang Arab waktu itu, tidak akan sanggup menerimanya sekaligus. Selain itu, Alquran diturunkan melihat perkembangan di masyarakat saat itu. “Dengan kata lain, selama proses Alquran turun, Islam juga berkembang sedemikian rupa. Di awal, umat Islam mencapai kejayaannya karena bisa mengamalkan. Namun pasca satu abad, Islam mengalami kemunduran peradaban yang luar biasa,”katanya.

Menurutnya, Yusuf Al Qardhawi dalam kitabnya mengatakan seabad Alquran diturunkan, hanya dijadikan bahan bacaan dan mengambilberkahnya. Kalau seperti ini, kata Al Qardhawi, maka tidak akan mendatangkan perubahan peradaban Islam.

“Bagaimana mendatangkan perubahan peradaban itu, mulailah berdialog dengan Alquran. Saat membaca Alquran, rasakan Allah SWT berbicara pada kita. Agar Alquran ini bermanfaat untuk saat ini dan masa depan, perlakukan dengan dialogis,” tukasnya.

Sementara Gus Irawan Pasaribu mengatakan, peristiwa turunnya Alquran yang diperingati setiap 17 Ramadan merupakan momentum apik untuk mendekatkan diri dengan Alquran.Menurutnya,kitab suci yang diturunkan Allah SWT lewat Rasulullah SAW itu jelas sebagai referensi universal bagi umat manusia.

“Seperti dikatakan ustadz tadi, Alquran itu jangan dibaca saja, tapi dirasakan kita berdialog dengan Allah SWT.Karena Alquran itu sumber referensi yang uptodate, mengikuti perkembangan zaman. Termasuk di dalamnya ada juga soal ekonomi syariah dan muamalah,” jelasnya.

Dengan begitu,kita harapkan peradaban umat Islam segera bangkit,”pungkasnya. Ketua Majelis Ulama (MUI) Kabupaten Waykanan, Lampung Bunyamin Sidik mengajak masyarakat daerah itu menjadikan peringatan Nuzulul Quran 1433 Hijriah sebagai momentum pencarian solusi atas persoalan hidup.“Alquran ialah salah satu hikmah Allah yang diturunkan untuk semua umat manusia,” kata Bunyamin di Blambangan Umpu, Waykanan, yang berada sekitar 220 km sebelah utara Kota Bandar Lampung.

Dengan demikian, kata dia, hendaknya peringatan Nuzulul Quran bisa menjadi media mencari solusi atas persoalan hidup manusia. Menurut dia, seluruh aspek kehidupan terkandung dalam Alquran. (Sindo)