Banda Aceh – Kepolisian Daerah (Polda) Aceh diminta mencabut ‘label’ teroris kepada almarhum Abdullah bin Ismail yang ditembak di Padang Tiji, Pidie, Rabu (3/3) malam. Polisi juga harus bertanggung jawab kepada keluarga korban sipil yang meninggal dalam aksi pengepungan kelompok bersenjata di Aceh Besar

“Jika benar almarhum Abdullah bukan teroris seperti pengakuan keluarga dan masyarakat Lamtamot, polisi harus segera mencabut label teroris dan merehab nama baik keluarga Abdullah,” pinta Wakil Direktur LBH Banda Aceh Kamaruddin SH kepada wartawan, Senin (8/3).

Selain merehab nama korban, polisi juga diminta bertanggungjawab terhadap kerugian yang diderita keluarga korban salah tembak tersebut. Hal ini dinilai tanggung jawab negara yang harus dipenuhi dan diperoleh keluarga korban.

Seharusnya, kata Kamaruddin, saat melakukan pemburuan kelompok terorisme di Aceh, petugas polisi dapat bersikap profesional serta menerapkan standar khusus dalam setiap operasi. Namun yang terjadi selama ini, korban yang jatuh justru dari masyarakat sipil yang tidak tahu apa-apa.

“Terkait kasus Abdullah yang tertembak di Padang Tiji serta ditunduh teroris karena ditemukan AK-47, juga harus di kaji lagi. Apa benar senjata itu ditemukan di samping korban ! Atau senjata itu ditemukan di tempat lain, kemudian ditempatkan di samping jenazah pascapenembakan,” katanya.

Polisi seharusnya mengedepankan fakta di lapangan secara profesional. Hal ini dinilai penting untuk mencegah timbulnya korban sipil baru di lapangan nantinya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Anisah, kakak almarhum Abdullah warga Lamtamot, Minggu (8/3) memprotes klaim teroris pada Abdullah yang meninggal tertembak di Padang Tiji. Menurut warga, Abdullah hanya seorang kenek sinsaw biasa.

“Adik saya (Abdullah-red) bukan teroris atau orang GAM,” kata Anisah.

Menurutnya, ada yang aneh saat mengambil jenazah Abdullah. Secara tiba-tiba di tubuh iparnya tersebut terdapat KTP bernama Iwan Abdullah. Sedangkan KTP adiknya yang asli tidak diketahui kemana.

“Polisi tanya sama isteri saya, ini adik Anda?” cerita Burhan, suami Anisah yang meniru pertanyaan polisi. Namun Anisah mengatakan foto wajah di KTP itu bukan adiknya. Sedangkan mayat tersebut memang Abdullah. Keluarga sangat mengharapkan adanya rehabilitas nama baik almarhum ke depan.(crd)

(Harian Aceh)