Jakarta — Program “Pendulum Nusantara” yang mengintegrasikan operasional sejumlah pelabuhan besar dinilai bisa menurunkan biaya logistik bongkar muat yang berdampak kepada beragam sektor perekonomian dan aktivitas bisnis di Indonesia.

“Sistem Pendulum Nusantara nantinya akan mengakomodasi kapal dengan kapasitas minimum 3.000 TEUs (twenty-foot equivalent units / ukuran standar sebuah kontainer),” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengembangan Kementerian Perhubungan, Denny Siahaan, dalam rilis Pusat Komunikasi Publik Kemenhub yang diterima di Jakarta, Senin (11/2).

Menurut dia, kapal dengan ukuran tersebut juga dinilai efisien untuk menurunkan biaya logistik dalam pengangkutan komoditas di Tanah Air.

Selain itu, lanjutnya, Pendulum Nusantara juga akan menjadi solusi yang efektif dalam mencegah berlayarnya kapal dengan muatan kosong antarlokasi.

Ia mengingatkan, berdasarkan survey Bank Dunia, biaya logistik di Indonesia termasuk sangat tinggi, yakni berada dalam peringkat 59 dari 155 negara. “Belum efisiennya pengelolaan di bidang pelayaran menyebabkan timbulnya biaya logistik yang tinggi,” katanya.

Sebagai pemersatu berbagai wilayah kepulauan yang terbentang di Nusantara, menurut Denny, industri pelayaran juga mengandung dimensi bisnis yang menentukan perkembangan perekonomian, baik dalam skala makro maupun mikro.

Sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) menyatakan kesiapannya untuk mengoperasikan program sistem Pendulum Nusantara yang saat ini terus dimatangkan persiapan pelaksanaannya yang akan melibatkan enam pelabuhan besar.

“Enam pelabuhan tersebut adalah Belawan, Batam, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Papua. Sistem ini nantinya akan mengakomodasi kedatangan kapal-kapal besar di enam pelabuhan utama,” kata Direktur Utama Pelindo II RJ Lino.

Menurut dia, setelah kapal-kapal besar sandar, sistem pendulum akan memacu kapal-kapal pendukung yang lebih kecil, melayani wilayah-wilayah di sekitar enam pelabuhan utama tadi.

Ia menuturkan, keenam pelabuhan besar yang telah ditunjuk akan menjadi pusat pelabuhan dari distribusi barang di area sekitarnya sehingga program pendulum juga menjadi solusi yang efektif dalam mencegah berlayarnya kapal berkapasitas kosong dari satu tempat ke tempat lainnya.

Hal itu, lanjutnya dapat meningkatkan perdagangan yang lebih murah dan berdampak pada penurunan biaya logistik nasional. Pelaksanaan konsep ini tentu sejalan dengan semangat pemerataan ekonomi. (ant)