Meulaboh — Perusahaan pertambangan PT Mifa Bersaudara membangun satu unit pelabuhan “conveyor” (ban berjalan) sepanjang 1,2 kilometer yang menelan dana Rp500 miliar di Desa Peunaga Cut Ujong, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Media Relations PT Mifa Bersaudara Handi Adrian di Meulaboh, Selasa (22/1) mengatakan, pelabuhan tersebut untuk mempermudah proses ekspor keluar negeri produksi batu bara di wilayah itu meskipun dengan kualitas sederhana.

“Pembangunannya sudah dimulai yakni dalam proses pemancangan tiang dan ditargetkan tuntas pada akhir 2013. Pelabuhan ini memanjang sampai satu kilometer ke tengah laut,” katanya.

Jelas Handi, untuk peralatan kontruksi serta konsultan, perusahaan mengikat kontrak kerja dengan pengusaha dari negara Belanda, karena negara tersebut dikenal pakar dalam pembangunan di dasar laut.

Melalui pelabuhan khusus tersebut ditargetkan mengekspor 10 ton batu bara per tahun serta disediakannya fasiltas yang maksimal mulai dari stokfile hingga tempat peristirahatan pekerja dan mushalla.

Menurut dia, pelabuhan Jatty Meulaboh di Ujung Karang Meulaboh yang dimanfaatkan saat ini, kapasitasnya tidak layak sebagai pelabuhan ekspor karena tidak tersedianya sarana dan prasarana memadai.

“Untuk stokfile di lokasi pelabuhan hanya mampu 10 ribu ton, sementara perusahaan seharusnya dapat lebih berproduski dan lancar melakukan ekspor bila pelabuhan sudah maksimal,” imbuhnya.

Lebih lanjut Handi mengatakan, Mifa bersaudara merupakan satu-satunya perusahaan batu bara yang berproduksi melakukan ekspor di wilayah Aceh dan target perusahaan ini mampu menjajaki kerja sama hingga luar negeri.

Dengan keterbatasan sarana pelabuhan Jetty Meulaboh, saat ini perusahaan tersebut baru dapat memasok batu bara ke PT Semen Andalas Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah 7,4 ratus ton/pengiriman. (ant)