Wellington – Gempa dan tsunami kini menerjang Chili. Gelombang setinggi 2,3 meter itu menghantam kota pesisir Talcahuano akibat gempa berkekuatan 8,8 SR. Gempa dasyat itu menelan korban hingga 300 orang tewas.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (27/2/2010), Talcahuano adalah satu di antara 11 kota pesisir yang diterjang gelombang tsunami. Tsunami tersebut dipicu oleh gempa 8,8 SR. Gempa itu tepatnya berpusat di 90 km Timurlaut Concepcion, Chili dengan kedalaman 55 km. Skala gempa dilaporkan antara 8,3 SR dan 8,5 SR, sebelum kemudian ditegaskan USGS sebesar 8,8 SR.

Gempa bumi menyebabkan kerusakan parah di banyak tempat di Cile (Foto BBC)

Gempa tersebut tepatnya berpusat di 90 km Timurlaut Concepcion, Chili dengan kedalaman 55 km. Skala gempa dilaporkan antara 8,3 SR dan 8,5 SR, sebelum kemudian ditegaskan USGS sebesar 8,8 SR.

Gempa bumi hari Sabtu merupakan gempa paling kuat yang mengguncang Chili dalam 50 tahun.

Sebelumnya, Selandia Baru mengeluarkan peringatan akan adanya gelombang besar melebihi tiga meter. Namun, Kementerian Pertahanan dan Manajemen Darurat Selandia Baru memperbaharui peringatan bahwa gelombang tsunami hanya akan mencapai ketinggian di atas satu meter dan diharapkan tidak membuat kehancuran.

Sementara di Hawaii, AS, peringatan tsunami menyatakan gelombang pertama akan menghantam pada pukul 11.19 AM waktu setempat (2119 GMT) dan diikuti serangkaian gelombang. Setiap gelombang akan bertahan lima sampai 15 menit.

“Tsunami yang telah dihasilkan dapat menyebabkan kerusakan sepanjang garis pantai di Hawaii,” kata Pusat Peringatan Tsunami Pasifik.

Penduduk Hawaii, Amerika Serikat, diimbau untuk segera menyelamatkan diri dan harta bendanya dari gelombang tsunami yang bakal melanda kawasan Fasifik yang datang secepat pesawat jet, menyusul gempa bumi 8,8 skala Richter yang mengguncang Chile.

Gelombang tsunami tampaknya akan menerjang kawasan pantai Asia, Australia dan Selandia Baru dalam waktu 24 jam  setelah gempa bumi Chile yang menghajar pesisir negara Amerika Selatan itu.

Kendati sulit dipastikan, gelombang tsunami ini diperkirakan tak akan sedahsyat gelombang serupa pada 1960 ketika Chile diguncang gempa bumi 9,5 skala Richter.

Kebanyakan negara yang sedang menunggu data lebih lengkap lagi, tidak memerintahkan warganya untuk mengungsi, melainkan hanya mengimbau untuk berhati-hati ke kawasan rentan tsunami dan selalu awas terhadap perkembangan-perkembangan selanjutnya.

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii telah mengumumkan bahwa gelombang tsunami kemungkinan melanda Pasifik utara, termasuk kawasan Pantai Barat AS dan Alaska.

“Citra permukaan laut menunjukkan bahwa gelombang tsunami telah muncul dan akan menimbulkan kerusakan mahaluas,” kata Pusat Peringatan Tsunami itu dalam satu buletin pasca gempa bumi Chile 8,8 skala Richter.

“Semua pihak berwenang (di seluruh Pasifik) harus mengambil langkah seperlunya untuk menanggapi ancaman ini.”

Pusat Peringatan Tsunami mencatat bahwa  tinggi gelombang tsunami sulit diprediksi karena setiap pantai sangat berbeda karakteristiknya tergantung topografi wilayah.

Sejumlah negara di Pasifik di kawasan peringatan tsunami, rusak berat oleh gelombang tsunami tahun lalu.

Pada 29 September 2009, gelombang tsunami yang dipicu gempa bumi 8,3 skala Richter telah menewaskan 34 orang di Samoa Amerika, 183 orang di Samoa dan sembilan di Tonga.

Para peneliti lalu menyebutkan, tinggi gelombang tsunami ketika itu mencapai 14 meter.

Gempa bumi di Amerika Selatan lalu juga menciptakan efek bencana yang dahsyat di sepajang Pasifik.

Sebuah gelombang tsunami yang dipicu gempa 9,5 skala Richter yang mengguncang Chile pada 1960, adalah gempa bumi terkuat yang pernah dicatat, menewaskan 140 orang di Jepang, 61 orang di Hawaii, dan 32 orang di Filipina.

Tsunami waktu itu tingginya satu sampai empat belas meter, demikian Badan Meteorologi Jepang.

Tsunami akibat Gempa Chile kali ini diperkirakan lebih kecil dari tahun 1960 karena gempa sekarang tidak sekuat gempa tahun 1960.

Stasiun TV Jepang NHK mengutip sejumlah pakar gempa, mewartakan bahwa tinggi gelombang tsunami akan mencapai puluhan centimeter, dan akan menerjang Jepang dalam waktu 22 jam ke depan.

Gelombang tsunami setinggi 28 centimeter tercatat ada, setelah gempa 8,4 skala Richter dekat Chile pada 2001.

Badan Meteorologi mengatakan masih meneliti kemungkinan gelombang tsunami akibat gempa bumi 8,8 skala Richter dan belum mengeluarkan peringatan resmi agar penduduk menjauh dari pantai.

Sementara itu, Australia masuk kawasan yang berada dalam awas tsunami.

Pusat Peringatan Tsunami Australia mengeluarkan peringatan Sabtu malam ini mengenai kemungkinan ancaman tsunami di negara bagian New South Wales, Queensland, Lord Howe Island dan Pulau Norfolk.

“Potensi gelombang tak akan menerjang Australia, sampai Minggu pagi nanti,” demikian Pusat Peringatan Tsunami Australia.

Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina juga telah mengeluarkan peringatan tingkat rendah dengan mengatakan masyarakat mesti menunggu lebih jauh kemungkinan bakal adanya tsunami. Tidak ada rekomendasi evakuasi penduduk.

Seismolog dari Universitas Tohoku, Jepang, Fumihiko Imamura, berkata pada NHK bahwa penduduk dekat pantai samudera tidak boleh menganggap remeh kekuatan gelombang tsunami, meskipun asal gelombang dari pusat gempa yang jaraknya ribuan kilometer.

“Ada kemungkinan bahwa gelombang tsunami akan mencapai Jepang tanpa kehilangan kekuatannya,” kata Imamura.(pm/dtc/ant)