Jakarta — Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan menteri-menteri kebudayaan di kawasan Asia dan Eropa yang berlangsung 17-19 September 2012 di Yogyakarta untuk meningkatkan kerja sama dan menjembatani kesenjangan budaya antara kedua kawasan tersebut.

“Kesempatan menjadi tuan rumah pertemuan ini sangat sulit didapatkan dan tidak ada kesempatan baru lagi sampai berpuluh-puluh tahun ke depan,” kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, dalam penjelasn terkait penyelenggaraan pertemuan The Fifth Asia-Europa Meeting Culture Ministers Meeting (ASEM-CMM) di Jakarta, Senin (13/08).

Wiendu mengatakan, pertemuan ke-5 ASEM CMM diharapkan dapat menghasilkan kerja sama konkret bagi pelestarian kota-kota bersejarah di negara-negara kawasan Asia dan Eropa.

“Kota-kota di dunia kini semakin kehilangan karakter karena perubahan waktu dan zaman, terutama kota-kota yang memiliki sejarah panjang dan memiliki peninggalan benda dan tak benda sehingga harus dilindungi dan dilestarikan,” katanya.

Sebagai contoh, di Indonesia selain Yogyakarta, kota-kota lain yang perlu dilestarikan dan perlu ditonjolkan karakteristiknya adalah Kota Lasem, Kudus di Jawa Tengah dan Sawahlunto di Sumatera Barat.

“Forum ini juga merupakan implementasi dari komitmen Indonesia terhadap pelestarian dan manajemen “historic urban landscape”, dan dipilihnya Yogyakarta dilatarbelakangi sebagai salah satu daerah yang menyimpan kekayaan warisan kebudayaan dan beberapa warisan budaya dunia yang telah ditetapkan Unesco terdapat di Yogyakarta.

Ia pun mengatakan, peran aktif Indonesia dalam pertemuan kerja sama sosial kebudayaan dalam kerangka ASEM telah dilakukan sejak lama.

“Indonesia merupakan funding fathers dari forum ASEM Interfaith/Intercultural Dialogue pertama diadakan di Bali tahun 2005. Tahun 2010 Indonesia juga menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan tingkat “Senior Officials”,katanya.

Negara-negara di kawasan Asia dan Eropa yang tergabung dalam ASEM-CMM berjumlah 48 negara dan pertemuan di Indonesia sebanyak 27 negara telah menyatakan keikutsertaannya. (ant)