Meulaboh – Sejumlah Pasien yang berobat di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien (RSU CND) Meulaboh melalui Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) kembali mengeluh setelah terjadi kekosongan obat di Apotik yang ditunjuk sebagai penyedia obat kelas rendah itu.

Arif Fahmi, seorang keluarga pasien, Sabtu (10/7/2010) mengatakan dirinya sudah hampir dua bulan harus membeli obat yang masuk dalam Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) JKA. Tak jarang Arif harus meminjam uang ke sana-kemari untuk membeli obat untuk kesembuhan keluarganya.

Menurut Arif, hal itu sudah berlangsung sejak masa Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) hingga beralih ke JKA. Program itu hanya berbeda nama saja, karena di lapangan obat banyak yang harus dibeli. “Seperti pil Zofredal, itu sejak pertama saya bawa adik saya kemari sekitar dua bulan lalu sampai sekarang obat itu tak ada di Apotik yang ditunjuk,” keluhnya.

Namun, Direktur Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh, Bukhari, membantah obat untuk pasien JKA banyak yang kosong. “Tak ada istilah kosong, semua obat sudah disediakan, jika ada juga yang tak tersedia padahal sudah masuk dalam DPHO, kita bisa koordinasi dengan PT Askes,” kata Bukhari.

Bukhari malah menuding laporan keluarga pasien itu hanya mengada-ada guna menjelekkan nama Rumah Sakit yang ia pimpin itu. “Siapa yang bilang itu, mungkin mereka tak bisa membedakan mana obat JKA dan mana obat yang harus dibeli,” papar Bukhari kesal.(*/ha/azh)