Seputaraceh

PLTU Meulaboh Beroperasi Awal Maret 2013

PLTU Meulaboh Beroperasi Awal Maret 2013
PLTU Meulaboh Beroperasi Awal Maret 2013

Meulaboh — Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU) Meulaboh di Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, mulai beroperasi pada awal Maret 2013, sehingga diharapkan suplai arus listrik di daerah itu bisa lancar.

Humas Relations PLTU Hendra di Meulaboh, Rabu (28/11) mengatakan konstruksi pembangunan PLTU sudah rampung yang diperkirakan mencapai 91 persen hanya tinggal penuntasan penyelesaian proyek.

“Kami targetkan pada Maret 2013 arus listrik PLTU sudah teraliri ke masyarakat, karena konstruksinya sudah hampir tuntas hanya tinggal finishing,” katanya.

Pembangunan pabrik pembangkit listrik tenaga uap tersebut dibangun pada akhir 2009 dengan anggaran Rp2,1 triliun disediakan sudah terserap sekitar Rp1,2 triliun dan akan menghasilkan sumber daya energi sekitar 2×110 MW.

Kata dia, secara keseluruhan pelaksanaan proyek pembangunan PLTU ini telah mencapai 91 persen, sedangkan target penyelesaian akhir dikonsentrasikan pada penuntasan fasilitas infrastruktur batu bara, seperti pelabuhan Jetty Meulaboh, konveyor dan fasilitas pendukung lainnya.

Lanjut Hendra, dari sejumlah fasilitas utama mesin pembangkit listrik ini fasilitas unit pertama sudah dituntaskan seperti Boiler, Turbin, Generator hanya terkendala di dermaga Jetty Meulaboh yang menjadi tempat bersadarnya kapal pengangkut material.

“Untuk proyek lokasi pengangkutan material pelabuhan Jetty Meulaboh di sini masih belum memadai dan kami perkirakan baru terlaksana sekitar 70 persen dari yang diharapkan,” imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan, pekerjaan lanjutan yang diburu untuk penuntasan fasilitas unit dua yakni Boiler, Turbin dan Generator dengan progres pekerjaan diperkirakan sudah rampung 70 persen pencapaian.

Kata Hendra, fasilitas utama unit satu telah rampung dan diharapkan sinkron teraplikasi sistem transmisi pada akhir Desember 2012 dengan keseriusan para pekerja mengejar target penuntasan PLTU itu.

Paling akhir yang katanya paling telat penuntasan proyek PLTU adalah pengerukan sekitar dermaga transportasi laut, karena membutuhkan peralatan cukup besar, sehingga memakan waktu lebih lama dibandingkan konstruksi lainnya.

“Yang paling lama penuntasan proyek ini pada pengerukan sekitar dermaga pelabuhan, agar dapat bersandar kapal pengangkut material batu bara, namun itu akan kami kejar penyelesaianya,” katanya menambahkan. (bd/ant)

Belum ada komentar

Berita Terkait